Prity Karisca Rachim
Amillia Kartikasari, S.Tr.Kes., M.T
DIV Teknologi Radiologi Pencitraan – Fak. Vokasi UNAIR
Saat ini ada banyak faktor bahaya yang mengancam kesehatan manusia, seperti aspek biologis, kimiawi, fisik, psikososial, ekonomi, dan lainnya. Salah satu faktor fisik adalah radiasi pengion, yang merupakan faktor risiko yang sangat penting. Namun, dalam bidang kedokteran, penggunaan radiasi pengion memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal pencegahan, diagnosis, dan terapi berbagai penyakit. Radiologi mendeteksi dan mendiagnosis penyakit dan cedera, mengelola perawatan pasien, dan memberikan berbagai jenis perawatan. Sinar-X melibatkan radiasi pengion, yang dapat menyimpan energi dalam sel manusia dan mengubah jaringan, penting bagi pasien untuk menghindari paparan radiasi apa pun. Tujuan ini dapat dicapai dengan membatasi paparan radiasi ke tingkat terkecil yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran klinis yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan medis. Teknik pencitraan yang menggunakan radiasi pengion adalah dasar dari berbagai metode diagnostik. Semua teknik radiologi dan kesehatan masyarakat bertujuan untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas penyakit tertentu, yang menghasilkan durasi hidup yang lebih lama bagi pasien. Radiologi diagnostik melibatkan pengambilan gambar berkualitas tinggi sambil mempertahankan dosis pasien yang rendah. Untuk melindungi diri dari radiasi, penting bagi radiografer untuk memahami prinsip keselamatan dan proteksi serta cara menerapkannya dengan benar. Mematuhi petunjuk dan peraturan untuk perlindungan terhadap radiasi pengion, serta penggunaan alat pelindung diri yang tepat dapat secara signifikan mengurangi paparan yang tidak perlu. Sehingga, pengetahuan radiografer tentang standar dan ketaatan tersebut dapat sangat penting untuk melindungi pasien dari radiasi Prinsip proteksi dapat menurunkan tingkat paparan radiografer dan pasien di atas batas normal. Untuk mengetahui apakah hal ini terjadi, radiografer diharuskan menggunakan lencana film dosimetri, yang biasanya dipasang di dada atau perut.
Radiografer bertanggung jawab untuk menjustifikasi penggunaan sinar-X kepada pasien. Pasien perlu menulis permintaan pemeriksaan kepada dokter, memberikan formulir tersebut kepada administrasi, kemudian memberikan formulir tersebut kepada radiografer untuk dilakukan pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan. Untuk memastikan bahwa batas dosis tidak terlampaui, radiografer harus memasang surveyor dan menyediakan proteksi radiasi untuk memastikan bahwa batas dosis tidak terlampaui. Instalasi radiologi harus mengoptimalkan perlindungan dan keselamatan radiasi sesuai dengan peraturan yang berlaku, batas dosis antara pekerja, pasien, pengunjung dan lingkungan. Sebagai radiografer perlu memilih parameter yang tepat pada waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan yang tepat. Untuk mempertimbangkan keselamatan radiasi, radiografer menerapkan prinsip ALARA untuk meminimalkan kemungkinan paparan radiasi. Ini dilakukan dengan menggunakan appropriate shielding, mengenakan sarung tangan, dan bekerja di belakang kaca lead, serta mengurangi waktu paparan radiasi. Efek biologis dari paparan radiasi dapat tergantung pada dosis. Efek deterministik terjadi ketika ambang batas tertentu dilampaui. Radiasi tiroiditis, dermatitis, dan rambut rontok adalah contoh dari efek yang ditemukan di bidang radiologi. Sedangkan, efek stokastik mencakup perkembangan kanker yang ditemukan bertahun-tahun setelah paparan radiasi. Besarnya paparan radiasi dapat diminimalisir melalui jarak dari sumber radiasi, durasi paparan, dan perlindungan fisik. Selain mengurangi dosis paparan, banyak juga peralatan perlindungan pribadi dapat digunakan untuk memastikan keamanan radiasi fisik. Acrylic shields portable dapat melindungi radiografer dan mencegah gangguan dari pencitraan pasien. Ketika digunakan dengan benar, Acrylic shields ini telah terbukti mengurangi dosis radiasi yang efektif lebih dari 90%. Selanjutnya ada apron dengan ketebalan 0,25, 0,35 dan 0,5 milimeter. Transmisi melalui apron biasanya 0,5-5%. Di samping itu, radiografer perlu menggunakan dosimeter di dalam maupun di luar ruangan radiologi, serta dianalisis oleh departemen keamanan radiasi. Departemen Keselamatan Kerja atau Radiasi dalam sistem kesehatan harus memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya dosimetri. Selanjutnya adalah penggunaan kacamata timbal yang memiliki diameter setidaknya 0,25 mm, setara dengan timbal mata untuk memastikan perlindungan lensa yang tepat. Pada beberapa pemeriksaan menggunakan kacamata timbal secara konstan dapat secara signifikan mengurangi efek radiasi pada lensa dengan tingkat transmisi antara 2,5% dan 5%.
Dalam praktik sehari-hari, radiografer memainkan peran penting dalam pencitraan medis dan prosedur terapeutik, bertindak sebagai landmark di antara pasien, radiolog, dokter nuklir, dan fisikawan medis. Sehingga, mereka adalah pemain penting dalam memastikan bahwa tiga prinsip perlindungan radiasi yang direkomendasikan oleh Komisi Perlindungan Radiasi Internasional (ICRP) - justification, optimalisasi, dan pembatasan dosis dapat terpenuhi. Radiografer berperan penting dalam menerapkan prinsip-prinsip ini melalui pemilihan parameter pencitraan yang tepat, penggunaan perisai/apron pelindung, meminimalkan waktu paparan, dan lain-lain. Koordinasi antara radiografer, dokter, fisikawan medis, dan departemen keselamatan radiasi diperlukan untuk memastikan penerapan prinsip-prinsip proteksi radiasi yang optimal.
Referensi
Bárdyová Z, Horváthová M, Pinčáková K, Budošová D. The Importance of Public Health in Radiology and Radiation Protection. Journal of Public Health Research. 2021;10(3). doi:10.4081/jphr.2021.2141
Fatahi-Asl, J., Tahmasebi, M. and Karami, V., 2013. The protection knowledge and performance of Radiographers in some hospitals of Ahvaz County. Jentashapir J Health Res, 4(5), pp.405-12.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!