Mohon tunggu...
Prita Nur Audya
Prita Nur Audya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Author Mahasiswi

Mahasiswa Pendididkan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, One Santri, Santri Forever.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kirab Ageng Saparan Bekakak: Memelihara Kearifan Lokal dalam Tradisi Ambarketawang Gamping

1 Oktober 2023   19:35 Diperbarui: 1 Oktober 2023   19:35 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberitahuan dari Humas Kalurahan Ambarketawang Kirab Ageng Saparan Bekakak 2023. Pemerintah Kalurahan Gamping, Kabupaten Sleman akan melaksanakan giat Tahunan "Kirab Ageng Tradisi Adat Bekakak atau Saparan Bekakak 2023". 

Berkaitan hal tersebut akan ada Rekayasa Lalu Lintas dari Polsek Sleman, Polsek Godean, Polsek Sedayu, dan Polsek Kasihan Bantul yaitu pengalihan arus lalu lintas dengan sistem buka tutup di jalan, Jl. Wates KM.4,5 s/d Jl. Wates KM.6 (mulai dari perempatan Palem Gurih, sampai dengan Perempatan Depok Ambarketawang Gamping). 

Upacara bekakak di Gunung Gamping, juga dikenal sebagai Saparan, merupakan sebuah ritual yang dinamai Saparan karena pelaksanaannya terkait dengan bulan Sapar. 

Upacara ini diinstruksikan oleh P. Mangkubumi dan dinamai "Saparan" karena berkaitan dengan bulan Sapar. Kata "sapar" mirip dengan ucapan Arab "Syafar," yang mengacu pada bulan Arab yang kedua dalam kalender lunar. Dengan demikian, Saparan adalah upacara persembahan yang diadakan setiap bulan Sapar.

Penyelenggaraan upacara saparan Gamping bertujuan untuk menghormati arwah (roh halus) Kiai dan Nyai Wirosuto sekeluarga. Kiai Wirosuto adalah abdi dalem penangsong (hamba yang memayungi) Sri Sultan Hamengku Buwana I pembawa payung kebesaran setiap Sri Sultan Hamengku Buwana I berada dan tidak ikut pindah waktu dari keraton (pesanggrahan) Ambarketawang ke keraton yang baru. Bersama keluarganya ia tetap bertempat tinggal di Gamping dan dianggap sebagai cikal bakal penduduk Gamping.

Waktu penyelenggaraan upacara Saparan Gamping sendiri telah ditetapkan, ialah setiap hari Jumat dalam bulan sapar antara tanggal 10 & 20 pada pukul 14.00 (kirab temanten bekakak). Penyembelihan bekakak dilakukan pada pukul 16.00. Pada pukul 13.00 juga terlihat banyak beragam erek-erak an yang berbentuk menyeramkan.

Tempat upacaranya cocok. Persiapan upacara dibedakan menjadi dua jenis yaitu saparan bekakak dan sugengan ageng. Persiapan sarapan bekakak terutama meliputi pembuatan bekakak dari tepung ketan dan pembuatan Juruh yang memakan waktu sekitar 8 jam. 

Saat pembuatan adonan disajikan dengan lesung gejong  atau kothekan dengan berbagai irama antara lain kebogiro, thong-thongsot, dhengthek, wayangan, kutut gig dan lain-lain.

Pada saat padi ditumbuk, dilakukan  bekakak, gendruwo, bunga mayang dan sesaji di satu tempat yaitu di rumah Pak Roesman (panitia). Model bekakak pria dan wanita berbentuk pengantin pria dan istri biasanya berupa dua pasang bekakak pengantin  dengan satu pasang gaya Solo dan satu pasang gaya Yogyakarta. 

Sedangkan untuk calon pengantin pria gaya Solo dihiasi dengan ikat kepala ahestar berhiaskan bulu, selendang merah di leher, dan kalung tulak dari bahan kain tulak, ikat pinggang berwarna biru, serta mengenakan baju tidur. Memakai keris yang memiliki untaian bunga melati dan wangi kelat. 

Sedangkan wanita mengenakan kemeja kemben berwarna biru, selendang merah, dan kalung berbentuk matahari. Wajahnya dihiasi, gelangnya dihiasi bunga dan manik-manik, bahunya dihiasi tali bahu, dan dikenakan anting-anting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun