Seperti yang tertulis dalam artikel saya sebelumnya, debat capres pertama bikin saya makin mantap memilih Pak Jokowi dan Pak JK..
Debat tadi malam? Saya tetap mantap, karena memang sudah tak bisa ke lain hati..
Tapi, saya juga merasa banyak yang harus dibenahi oleh tim sukses (sekaligus juga oleh si bapak tersayang sendiri!!) sang capres no.2 ini.
Buat saya semalam pemenangnya adalah Pak Prabowo. Baik dari cara penyampaian, maupun materinya. Memang, setelah menelaah lebih lanjut dengan membaca berbagai sumber juga berbagai opini, ada beberapa hal yang disampaikan sang mantan jenderal (terutama soal "kebocoran" yang dielu-elukan itu) ternyata terlalu mengada-ada dan kurang sesuai dengan kenyataan. Tapi tetap saja, bagi saya, orang awam dengan pengetahuan seadanya soal politik apalagi ekonomi, Pak Prabowo unggul dalam debat malam tadi.
Saya mengakui, bukan untuk menyatakan bahwa saya salah memilih, tapi untuk menyuarakan sekelumit pikiran bagi tim sukses sang capres tersayang sekaligus bagi Bapak Jokowi sendiri..
"Cukup soal kartu.."
Program dengan tujuan super mulia ini mulai terasa diulang-ulang, dan jujur, menjemukan untuk di dengar. Masyarakat sudah sangat aware dengan program kartu ini, karenanya menurut saya, tak perlulah selalu diberi penekanan. Cukup di singgung sedikit sebagai pengingat, lalu ungkap program lain yang belum terlalu di beri porsi penjelasan.
Yang lebih tak perlu, selalu menunjuk-nunjukkan kartu tersebut setiap membicarakan program ini. Sekedar pengingat saja, banyak yang merasa KJS dan KJP belum sepenuhnya berhasil dilaksanakan. Karena itu, penekanan dengan cara memamerkan kartu salah-salah justru bisa jadi blunder yang bikin orang menyepelekan Pak Jokowi. Belum lagi banyak yang masih bertanya-tanya apa beda Kartu Indonesia Sehat yang digadang-gadang itu dengan program BPJS yang tengah digalakkan. Rasanya lain waktu, menjelaskan masalah itu secara singkat akan lebih efektif untuk merangkul masyarakat, dibanding membuang waktu dengan mengulang-ulang kepercayaan diri tentang kartu yang sebenarnya tidak disertai penjelasan apapun.
"Jangan berusaha menjebak lawan dengan cara yang terlalu dipaksakan.."
Jika memang ingin tahu apakah sang lawan capable dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, rasanya lebih bijak untuk bertanya dengan jelas tanpa perlu sengaja menggunakan singkatan-singkatan tanpa menyebutkan kepanjangannya. Toh, kalau memang sang kompetitor tidak menguasai materi, dengan disebutkan kepanjangannya pun dia tetap tak akan bisa menjawab. Tak perlu membuat semua yang menonton melihat jelas tendensi untuk menjatuhkan kubu sebelah. Sekali lagi, bisa-bisa ini jadi blunder yang justru bikin masyarakat mempertanyakan kebaikan dan kebijaksanaan Bapak.
"Gimmick jangan sampai berlebih.."