- Reaksi non-hemolitik:
  - Demam, Urtikaria, Anafilaksis, Transfusion-related acute lung injury (TRALI), Purpura pascatransfusi.
- Komlikasi Non-Imunologis --> infeksi yang bisa ditularkan melalui darah, contoh HIV, Hepatitis B dan C.
Sekian tulisan dari aku, semoga kalian makin mengerti tentang darah, see u untuk artikel selanjutnya.
Sumber:
1. Butterworth IV JF, Mackey DC, Wasnick JD, penyunting Morgan & Mikhail's clinical anesthesiology. Edisi ke-6.
New York: McGraw-Hill Companies; 2018.Â
2 Mount DB. Gangguan cairan dan elektrolit. Dalam Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, et al. Harrison's principles of intemal medicine. Edisi ke 19. McGraw-Hill Education, 2015.Â
3. Siregar P. Gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing: 2014.
4. WHO. Penggunaan darah secara klinis. Jenewa: WHO, 2002. 5. Kaufman RM, Djulbegovic B, Gernsheimer T, Kleinman
S, Tinmouth AT, Capocelli KE, dkk. Transfusi trombosit: pedoman praktik klinis dari AABB. Ann Magang Med. 2015,162(3):205-13.
6. Marsaban AHM, Kapuangan C. Transfusi darah. Dalam Soenarto RF, Chandra S. Buku ajar anestesiologi. Jakarta: Departemen Anestesiologi dan Intensive CareFakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo Jakarta: 2012.
7. Wahidiyat PA, Adnani NB. Transfusi rasional pada anak. Sari Pediatri. 2016;18(4):325-31.