Mohon tunggu...
Prisma ayuliya
Prisma ayuliya Mohon Tunggu... -

Haay..saya prisma :-) Alumni dari MA pandanaran dan kini saya telah menjadi mahasiswa ilmu komunikasi 2015 fakultas ilmu sosial dan humaniora universitas islam negeri sunan kalijaga yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cepu Kota Kelahiranku ”Bagai Tikus Mati di Lumbung Padi”

12 November 2015   14:08 Diperbarui: 12 November 2015   14:21 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bisingnya kendaraan,asap dimana-mana di tengah udara yang semakin panas dan pengap di siang hari. Di tambah dengan gemerlap “taman seribu lampu”di pusat kota,penjaja makanan,dan para seniman,semakin terlihat gagah nan elok kota Cepu di malam hari, yang berada di sudut kabupaten Blora ini. Menjadikan kota Cepu menjelma menjadi sosok kota yang telah modern saat ini.

Cepu adalah salah satu kota di Indonesia yang berpotensi besar mengandung SDA berupa minyak dan gas alam.Sebuah kota kecil di kabupaten Blora yang notabenya adalah sebuah kabupaten terpencil dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur.Cepu adalah sebuah kecamatan kecil terletak di sebelah tenggara kabupaten Blora. Di sebalah timur berbatasan langsung dengan kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, dan di sebelah barat berbatasan dengan Purwodadi, menjadikan Cepu sebagai jalan lintas provinsi yang strategis.

Jika kita berkunjung ke Cepu kita akan banyak menemukan keindahan-keindahan kota Cepu. Di pusat kota kita akan menemukan taman yang sering di sebut dengan “taman seribu lampu”. Ada satu icon yang menarik jika kita menelaah dari sisi sejarah, jika kita datang ke Cepu kita akan disambut oleh sebuah tugu patung kuda hitam.Dilihat dari sejarahnya ternyata masyarakat cepu menjadikan kuda sebagai icon kota cepu karena cepu dulunya adalah sebuah kerajaan Jipang Panolan dengan tokoh yang terkenal adalah Aryo Panangsang,dan kudanya yang bernama Gagak Ireng.

Kota Cepu juga memberikan berbagai fasilisas yang dapat kita jumpai.Di cepu terdapat berbagai hotel bertaraf internasional dan berbintang,kita dapat menentukan hotel dengan berbagai nuansa. Hotel Mega bintang dengan bangunan khas Eropa, Grend Mega kental dengan nuansa jawanya.terdapat institusi-institusi sekolah tinggi dengan bangunan mewah dan staf pengajar yang professional, sebut saja STTR (sekolah tiggi teknik ronggolawe), SMK MIGAS, AKA MIGAS dan masih banyak lagi. Terdapat kawasaan elit di daerah Mentul untuk para insvestor dan pengusaha minyak, yang di dalamnya ada lapangan golf dan tempat fitness.

Tak hanya keelokkan akan fasilitasnya kota cepu ternyata juga menyimpan berbagai duka yang tertutupi oleh megahnya tembok-tembok besar hotel dan istana para “penggedhe” pengusaha minyak dunia.Sebagaimana yang kita ketahui kota cepu adalah salah satu asset terbesar Indonesia akan sumber daya minyaknya. Berbagai perusahaan telah berdiri kokoh di kota ini dan salah satunya adalah exon mobile.

Tapi taukah kita, dibalik semua kemewahan dan kegagahan bangunan-bangunan tersebut sebenarnya kita telah tertipu.Masih ingatkah tentang kasus blok cepu?? Kasus yang menyadarkan kita jika sebenarnya kita dan warga Cepu telah tertipu dan dibodohi. Perusahaan minyak milik asing tersebut aslinya telah habis kontrak beberapa tahun yang lalu,tapi mengapa kita sebagai warga Indonesia masih membuka lebar asset dan ladang kekayaan kita untuk mereka curi.Sangat meriskan jika tau sesungguhnya kehidupan masyarakat cepu sangat jauh dari kekayaan dan kemewahan tersebut.

Perbandingan kehidupan masyarakat pribumi cepu dengan kehidupan keluarga “penggedhe” perusahaan minyak cepu bagaikan bumi dan langit. Hampir sebagian masyarakat cepu berkehidupan sebagai petani kecil dan buruh, berpendapatan kecil untuk menyambung kehidupan mereka, dan tanpa mereka tahu bahwa sebenarnya mereka masih terjajah. Mereka tak pernah ambil pusing bahkan kritis dengan apa yang mereka alami.

Sebuah ungkapan ”bagai tikus mati di lumbung padi”sebenarnya menjadi pukulan keras untuk kita masyarakat Indonesia untuk menggambarkan kondisi warga cepu yang sesungguhnya, Cepu adalah salah satu kota terkaya yang Indonesia miliki, tapi apalah arti kekayaan itu jika warganya saja tidak menikmati bahkan mati kelaparan di kota yang “katanya” kaya itu. Sekarang tugas kita sebagai pemuda bangsa, apakah penderitaan ini akan berhenti atau malah akan berlanjut??

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun