Food Estate: Antara Ekstensifikasi Pertanian dan Kementerian Pertahanan

Indonesia, sebagai negara agraris dengan sektor pertanian yang penting, menghadapi berbagai tantangan dalam mencukupi kebutuhan pangan bagi penduduknya yang terus berkembang. Salah satu upaya yang sedang dijalankan pemerintah adalah mengenalkan konsep "Food Estate." Namun, ada beberapa perdebatan tentang apakah Food Estate hanya berfokus pada ekstensifikasi pertanian semata dan apakah ini merupakan urusan kementerian pertahanan. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai konsep Food Estate dan menjawab pertanyaan tersebut.

Apa Itu Food Estate?

Food Estate merupakan program strategis pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi pangan dengan mengalokasikan lahan pertanian yang luas dan potensial untuk dikembangkan secara intensif. Tujuannya adalah untuk mencapai swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. Program ini mencakup penggunaan lahan seluas jutaan hektar, terutama di wilayah-wilayah potensial seperti Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.

Ekstensifikasi Pertanian dalam Food Estate

Salah satu aspek utama dari Food Estate adalah ekstensifikasi pertanian. Ekstensifikasi pertanian berarti memperluas areal pertanian dengan membuka lahan-lahan baru untuk pertanian, baik melalui pembukaan lahan gambut, hutan, atau lahan lainnya yang sebelumnya tidak dimanfaatkan secara pertanian. Ekstensifikasi pertanian menjadi langkah penting dalam meningkatkan produksi pangan, mengingat pertumbuhan populasi yang terus meningkat dan semakin terbatasnya lahan pertanian produktif.

Namun, ekstensifikasi pertanian juga menimbulkan beberapa masalah, seperti degradasi lingkungan, deforestasi, dan konflik atas hak kepemilikan tanah. Oleh karena itu, penerapan ekstensifikasi pertanian harus diiringi dengan langkah-langkah pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan pertimbangan yang cermat terhadap dampaknya pada lingkungan dan masyarakat setempat.

Food Estate Bukan Hanya Urusan Kementerian Pertahanan

Perdebatan tentang Food Estate sebagai urusan kementerian pertahanan mungkin berasal dari penempatan program ini di wilayah-wilayah perbatasan atau terdepan, seperti di Kalimantan dan Papua. Secara geografis, beberapa area yang dipilih untuk pengembangan Food Estate memang berdekatan dengan wilayah perbatasan negara, yang memiliki nilai strategis dalam aspek pertahanan dan keamanan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa Food Estate, pada dasarnya, adalah program pertanian untuk mencapai ketahanan pangan, bukan program pertahanan. Meskipun lokasinya berada di dekat wilayah perbatasan, program ini tetap di bawah kewenangan Kementerian Pertanian dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

Jadi, kesimpulannya Food Estate adalah program strategis pemerintah Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan dan swasembada pangan melalui pengembangan lahan pertanian yang luas dan potensial secara intensif. 

Ekstensifikasi pertanian menjadi bagian penting dari program ini, tetapi juga memerlukan pendekatan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Meskipun beberapa lokasi Food Estate berada di dekat wilayah perbatasan, program ini tetap merupakan bagian dari upaya meningkatkan sektor pertanian dan bukan bagian dari urusan Kementerian Pertahanan.

Menurut saya, pemerintah perlu memastikan bahwa implementasi Food Estate dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk mencapai tujuan ketahanan pangan secara berkelanjutan dan inklusif. Dalam konteks ini, kerjasama antar kementerian dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk mencapai keberhasilan program Food Estate.