http://blog.espol.edu.ec/cxreyes/
Say thanks to internet! Jika dulu terdapat istilah buku adalah jendela dunia, rasanya kini istilah itu tergantikan dengan internet adalah jendela dunia. Secara sadar atau tidak, hidup manusia saat ini telah bergantung pada new media tersebut. Tak dapat dipungkiri, internet kini semakin mempermudah tugas jurnalis. Informasi dari berbagai belahan dunia dapat diakses dengan mudah. Jurnalis yang bekerja di media online biasanya menulis artikel mereka dengan menambahkan tulisan yang didapat dari berbagai sumber yang ada di internet. Fakta yang diperoleh di lapangan akan dilengkapi dengan informasi sekunder dari sosial media maupun web berita lainnya. Jurnalis di media online juga dengan mudah dapat langsung meng-upload berita yang mereka dapatkan untuk ditampilkan di halaman web. Meskipun di media online juga ada editor, namun ada beberapa media online yang memperbolehkan jurnalisnya untuk langsung mempublikasikan informasi yang didapat. Biasanya tempat di mana jurnalis bekerja memberikan sejumlah fasilitas seperti smartphone untuk memudahkan jurnalis mewawancarai narasumber, mengambil gambar, hingga mengirim e-mail kepada redaktur atau editornya. Bahkan sering kita temui pada portal berita online, jurnalis menjadikan topik yang tengah hangat dibicarakan masyarakat melalui sosial media menjadi bahan berita. Misalnya di situs microblogging Twitter, sering kali ditemukan trending topic mengenai suatu peristiwa yang banyak dibicarakan pengguna Twitter di dunia. Topik tersebut tak jarang menimbulkan kontroversi di antara para pengguna Twitter sehingga dianggap menarik dan menjadi sebuah berita. Indonesia sebagai salah satu pengguna Twitter terbesar di dunia, termasuk salah satu negara yang paling sering membuat trending topic. Namun sangat disayangkan karena peristiwa yang menjadi trending topic adalah hal-hal yang kurang penting dan justru membawa citra negatif Indonesia di dunia. Misalnya saat dulu pernah terjadi kasus penyebaran video porno Ariel dan Luna Maya hingga kekalahan Indonesia atas Malaysia di Piala AFF. Portal berita online pun kini memiliki akun di Twitter untuk memberikan informasi terbaru bagi para followers-nya. Hal ini memudahkan bagi siapa pun karena hanya dengan membuka link judul berita yang ditulis, maka akan langsung terhubung dengan artikel. Sering ditemui pula link lain yang menghubungkan dengan berita lain yang terkait. Para pengguna pun dengan mudahnya bisa memberikan tanggapan/komentar atas artikel tersebut. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengguna sosial media untuk turut berbagi informasi atas peristiwa yang terjadi. Muncul kemudian kebiasaan baru di masyarakat khususnya Indonesia, yaitu dengan membuat tulisan melalui web log atau lebih dikenal dengan istilah blog. Blog ini adalah sebuah aplikasi web yang dapat memuat berbagai tulisan, gambar, suara, dan video. Pengguna blog atau blogger dapat berbagi segala bentuk opini, cerita, feature, laporan kuliah, resensi, dll dalam blog yang mereka miliki. Dari situlah kemudian muncul konsep citizen journalism. Mereka adalah masyarakat biasa yang bukan berasal dari kalangan jurnalis namun ikut berbagi informasi yang terkait dengan kepentingan khalayak. Citizen journalism ini sebenarnya banyak dimanfaatkan oleh para jurnalis. Biasanya informasi yang didapatkan oleh citizen digunakan untuk melengkapi informasi yang telah didapatkan jurnalis. Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa artikel, foto, atau video. Namun kembali lagi pada kebenaran informasi yang diberikan oleh citizen journalist ini. Tentu sebagai pembaca kita tidak bisa semata-mata mempercayai informasi yang diberikan. Pembaca aktif yang tertarik dengan kemudahan new media ini, memilih untuk menggali lebih dalam informasi yang didapatkan dengan melihat latar belakang peristiwanya, perkembangan yang terjadi, atau bahkan mendiskusikannya dengan pembaca lain. Namun bagi para pembaca pasif yang tidak sabar dengan informasi di internet yang cenderung ringkas, pemanfaatan new media ini dianggap tidak efektif dan lebih memilih untuk mendapatkan informasi dari koran maupun televisi. Prinsip jurnalisme menjelaskan bahwa jurnalis mesti menyediakan informasi dengan tujuan tinggi dan loyalitas kepada pembacanya. Dulu jurnalis hanya bertugas untuk mencari dan melaporkan berita kepada editornya. Jurnalis tidak perlu memikirkan bagaimana proses distribusi kepada pembacanya. Berita dengan mudah didapatkan melalui televisi, radio, maupun koran. Namun seiring perkembangan new media saat ini, jurnalis harus bertahan untuk tetap menarik pembacanya. Dalam media online, jurnalis harus membuat tulisan semenarik mungkin agar khalayak mau membaca sebuah artikel. Sesuai dengan karakteristik media online sendiri, tidak semua informasi akan dibaca. Pada intinya, new media sebagai salah satu bentuk perkembangan teknologi telah banyak mempengaruhi jurnalis dalam mengumpulkan berita, meskipun harus diwaspadai mengenai verifikasi kebenaran dari informasi yang disampaikan. Semoga citizen journalism tidak menjadi budaya latah di masyarakat yang sekadar ikut-ikutan tanpa memahami esensinya. Referensi: Novelli, Porter. Intelligent dialogue: The Future of News Tim Comanescu: Consultant Media. New Journalist for New Media
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H