Mohon tunggu...
Priska Sawitri WN
Priska Sawitri WN Mohon Tunggu... Seniman - Bachelor of Arts | Tourism Clerk in Düsseldorf

Professional Dancer/Singer/anggota Pesangrahan Indonesia e.V/vokalist Sangita Abiphraya/Motivator/Speaker/traveller/tourism clerk

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Create My Own Journey in Germany

20 September 2022   23:34 Diperbarui: 22 September 2022   02:06 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Volkhochschule Düsseldorf (dokpri)

Kölner Dom (dokpri)
Kölner Dom (dokpri)

Cerita perjalanan saya ini tentunya tidak lepas dari cemooh dan hinaan orang-orang terdekat; diragukan, direndahkan, dijatuhkan, difitnah, diadu domba, dibandingkan dan segala cara yang dilakukan untung menyerang saya dan keluarga saya.

Am I mad at? No. I'm not. Am I disappointed? Yes. I am. And what did I do? Saya cuekkin. Ora tak urus. Diam. Silence is golden. I proved them wrong and here I am.. in Germany! From here I created my journey with my version and my scenario. Saya fokus apa yang saya lakukan di sini. Saya terus berkarya dan belajar, asik ambek awakku dewe. 

Setahun yang lalu saya mengikuti program Au-Pair. Opo iku? Oalah ning jerman dadi 'pembantu. ART. TKI oh nanny'. Kata terucap dari orang-orang terdekat saya yang saat itu saya baru 3 minggu di Jerman. Tak disangka-sangka.

Bagaimana ekspresi saya? Guyu; tertawa. Kalau orang awam mencari di google pasti keywordnya muncul tentang nanny padahal bukan itu makna sebenarnya. Lagipula kenapa sih dengan pekerjaan macam itu? Apakah di Indonesia masih sangat rendah nilainya? Apakah tidak berpendidikan? Miris.

Jika mereka tau bagaimana keadaan di Jerman, bahwa pekerjaan mulia seperti Asisten Rumah Tangga, menjaga anak-anak adalah pekerjaan yang paling dihargai. (setelah baca tulisan ini terus piye yo kira-kira tanggapane hehehe) oke lanjut..

Belanja bersama difoto oleh Papi(dokpri)
Belanja bersama difoto oleh Papi(dokpri)

Berdasarkan pengalaman saya, program Au-Pair adalah program pertukaran budaya dengan menjadi anak angkat serta peran sebagai kakak tertua di keluarga asing guna untuk memperlancar bahasa asing dari negara tersebut.

Dengan kehadiran anak-anak di keluarga asing membuat saya lebih banyak kosa kata baru yang dipelajari serta peran anak-anak sangat penting guna menunjang belajar bahasa asing (Deutsch).

Orangtua angkat wajib menyokong pendidikan dengan cara menyekolahkan ke sekolah bahasa (Volkhochschule). Saya sekolah bahasa dengan level B2. 

Tak hanya itu, anak angkat mendapatkan uang saku per bulan dari mereka. Tak kalah pentingnya adalah saya mendapatkan kasih sayang seutuhnya dari keluarga angkat. Asik toh. Mau minta apa saja dituruti oleh mereka.. matur nuwun mami, papi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun