Mohon tunggu...
Priska Puspita
Priska Puspita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

perempuan dari kota kecil bernama "Jember"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Percaya Aku, Aku Hanya Seorang Penyair

9 Juli 2014   14:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:52 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14048666251354871142

"..Bukan lautan yang menenggelamkan aku hingga nafas pun menjadi sangat sulit, Bukan benturan di kepalaku yang membuatku merasakan sakit bahkan untuk sedikit berpikir, Bukan juga tersandung yang membuat kaki sulit sekali untuk dilangkahkan lagi.."

Tak ada alasan atas pertemuan kita,

Tak ada jawaban ketika aku ditanya mengapa memelihara cinta, kasih dan sayang untuknnya?

Taka ada kata yang bisa aku sampaikan selain melalui deretan kata seperti ini..

Selain melalui syair – sayair begini…

Selain melalui deretan kata puisi yang kata orang terlalu berlebihan, terlalu mengada – ada..

Apa yang harus aku nyatakan selain ada tempat yang tak tersentuh siapa pun di hati kecil ini,,

Apa yang harus aku akui selai, aku selalu bersedia menjadi orang yang berjalan disampingmu…

Adakah lainnya yang harus aku lakukan selain menghadirkan ketulusan di sepanjang jalan yang kita lalui??

Bahkan deretan kata ini…

Seindah apa pun, sebanyak apa pun sama sekali tidak bisa mewakili perasaan anak manusia ini.

Jika aku seorang pelukis aku akan sampaikan dengan lukisanku..

Jika aku seorang pencipta lagu, akan aku rangkai menjadi lantunan yang indah..

Tapi aku hanya seorang yang bisa bicara lewat deretan kata…

Sesederhana ini aku sampaikan padamu yang sedang pulas tertidur,

…mencintaimu adalah seperti  keindahan fajar yang diagung – agungkan manusia, menyejukkan seperti hujan di musim kemarau, suci seperti mata air yang mengalir jernih…

Tapi sudahlah…

Kata orang, jangan percaya penyair…

Ia terbiasa membuat kata – kata indah, kata – katanya tak untuk satu orang saja…

Bukan lautan yang menenggelamkan aku hingga nafas pun menjadi sangat sulit

Bukan benturan di kepalaku yang membuatku merasakan sakit bahkan untuk sedikit berpikir

Bukan juga tersandung yang membuat kaki sulit sekali untuk dilangkahkan lagi.

Tetapi ketika aku bersungguh – sungguh namun tidak dipercaya..

hanya karena aku seorang penyair…

Iriadini _Jember

Di pagi hari yang mengejutkan….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun