Mohon tunggu...
Priska Maria
Priska Maria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

haiii Luvv aku Priska, Aku suka menulis , bernyanyi, makan dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Menetap dalam Cinta-Mu

17 November 2024   23:17 Diperbarui: 17 November 2024   23:36 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, hatiku berkelana kembali ke ruang atas, tempat di mana aku merasakan kehadiran-Mu begitu nyata. Aku melihat para murid-Mu bersembunyi, takut dan sedih setelah peristiwa penyaliban. Tapi aku tak bisa bersembunyi, hanya air mata yang mengalir di pipiku, membasahi hatiku yang terluka. Langit mendung, seperti hatiku yang dipenuhi kesedihan. Lalu, imajinasiku membawaku ke rumah retret Jedong, tempat yang begitu istimewa bagiku. 

Di sana, aku merasakan kehadiran-Mu begitu dekat, seperti saat ulang tahunku dulu. Aku melihat tangan dan lambung-Mu, tanda kasih-Mu yang tak terhingga. Senyum-Mu, oh, senyum-Mu yang begitu hangat dan menenangkan, seperti mentari pagi yang menyapa bumi. Aku mendengar suara-Mu, lembut dan penuh kasih sayang, "Halo, Priska." Kita duduk berdampingan, dan aku merasakan kehangatan cinta-Mu yang menyelimutiku. Aku berbisik, "Tuhan, besok aku akan menghadapi UTS, tapi aku takut gagal." Senyum-Mu, senyum yang penuh kepercayaan, menenangkan hatiku. "Kamu bisa melakukannya dengan benar, Aku percaya padamu," bisik-Mu. 

Air mata bahagia mengalir deras, karena aku merasakan cinta-Mu yang begitu besar, yang menyingkirkan semua ketakutan dan keraguan. Akhirnya, kita berjalan-jalan di tepi air, dan aku merasakan kebebasan dan kedamaian. Kau memotretku, dan aku merasa begitu bahagia, seperti anak kecil yang sedang bermain bersama ayahnya. Tiba-tiba, kenangan-kenangan hari ini berputar di benakku. Aku berusaha melepaskan diri dari semua kekhawatiran dan keraguan, dan berbisik dalam hati, "Aku tinggal dalam cinta-Mu. Aku tetap berdoa." Kau mengajakku ke tempat yang putih, tempat yang memancarkan cahaya kasih-Mu. Perlahan, Kau menghilang sekejap, dan aku mendengar suara-Mu yang lembut, "Aku tinggal di dalam hatimu, Priska." Lalu, aku kembali ke masa sekarang dan mengakhiri doaku dengan "Bapa kami."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun