Mohon tunggu...
prisilia miftahur rahma
prisilia miftahur rahma Mohon Tunggu... saya seorang mahasiswa

semoga membantu

Selanjutnya

Tutup

Analisis

krisis ruang terbuka hijau

18 Desember 2024   09:09 Diperbarui: 19 Desember 2024   01:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penting untUk mengetahui bahwa Di Bandar Lampung, RTH hanya tersisa 4,5%, jauh dari standar 30% yang disarankan untuk mendukung kualitas lingkungan yang sehat. Penurunan ini diakibatkan oleh perubahan tata ruang yang lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur.salah contoh nya adalah ruang terbuka hijau yang ada di samping transmart Bandar lampung yang kini telah ditebang habis sehingga Akibatnya, kualitas udara memburuk, resapan air menurun, dan risiko banjir serta penyakit pernapasan meningkat. Kebijakan pembangunan yang mengorbankan lingkungan harus dievaluasi agar tidak semakin memperburuk kualitas hidup masyarakat, Pemerintah dan masyarakat harus mengambil langkah nyata. Pemerintah perlu memperketat pengawasan perizinan dan meningkatkan transparansi penegakan hukum. Di sisi lain, masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengawasi lingkungan sekitar, seperti melaporkan aktivitas mencurigakan dan ikut serta dalam kegiatan pelestarian alam.Dari beberapa kasus hutan kota yang ada di lampung Hutan kota seharusnya memiliki beberapa fungsi dan manfaat, seperti memperbaiki dan menjaga iklim mikro, meresapkan air, menciptakan ruang terbuka hijau, dan menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat Pengelolaan hutan kota perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas perkotaan, termasuk perawatan pohon dan peningkatan rencana pengelolaannya Luas hutan kota dan tata kelolanya perlu diperbanyak dan diperluas untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan warganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun