Erupsi merupakan proses alami yang berkaitan dengan proses endogenik dan disebabkan karena ketidakstabilan dapur magma.Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak bulan November sudah mendeteksi adanya peningkatan aktivitas vulkanik berupa gempa erupsi Gunung Semeru.
Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) per hari Senin, 6 Desember 2021 sebanyak 22 orang dinyatakan menjadi korban meningggal dunia, 22 orang lain hilang dan sekitar 56 orang mengalami luka-luka dimana hal ini mempengaruhi hampir 5000 orang.Â
Menurut salah satu warga tidak adanya peringatan dini dan evakuasi lambat mendorong terjadinya banyak korban yang meninggal. hal ini juga sangat disayangkan karena penduduk tidak dapat mengevakuasi barang-barang yang ada di rumah karena erupsi yang di rasa sangat tiba-tiba tersebut.
Menurut Vulkanolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman terdapat dua jenis sistem peringatan dini, yaitu:
- Â Instrumen yang dilakukan PVMGB seperti mengamati kegempaan, perubahan temperatur, deformasi, volume gas dan lainnya. (modern)
- Merasakan getaran gempa, perilaku hewan, mata air kering dan lainnya  (konvensional)Â
Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan baik karena sudah menggunakan cara modern atau konvensional yaitu:
- Informasi sampai ke masyarakat secara merata  kerena tidak semua masyarakat memiliki jaringan internet.
- Memberikan pengetahuan tentang peringatan dini dan tata cara melakukan evakuasi dengan benar.
- Melibatkan kepala desa atau tokoh terkait yang mudah berkomunikasi dan dipercayai masyarakat sehingga mudah melakukan evakuasi.
Terdapat 3 hal yang mendorong erupsi Gunung , yaitu:
- Volume magma sudah penuh
- Longsor karena pengkristalan magma
- Longsor di atas dapur magma.
Banyak hal yang menyebabkan proses evakuasi sulit dilakukan sehingga menimbulkan korban jiwa, salah satunya adalah tata letak rumah penduduk yang tidak tersusun rapi dengan kata lain rumah tersebut dibangun diatas jalur rawan bencana.. jika di ilustrasikan adalah kita membangun rumah di tengah jalan tol dimana merupakan salah pemilik rumah karena membangun rumahnya disana.
kemudian terdapat abu vulkanik yang tersisa dari tahun 2020 sehingga letusan tertahan karena ada tekanan yang tertutup ketika hujan yang membuat masyarakat di bawah menyadari dan tetap beraktivitas seperti biasa sedangkan sebenarnya letusan sedang terjadi lalu pada saat hujan terjadilah longsor seperti point ke 3 yang sebelumnya sebutkan diatas. Hal tersebut juga mempersulit sesmograf untuk mendeteksinya.
