Mohon tunggu...
Priska Odilia
Priska Odilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Leadership: Seni dari "Followership"

12 Desember 2021   23:00 Diperbarui: 12 Desember 2021   23:01 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Satu hal yang dapat dipastikan adalah Leadership dan Followership merupakan dua hal yang saling terkait dengan erat. Leadership atau kepemimpinan bukanlah satu-satunya hal yang harus dimiliki untuk keberhasilan suatu organisasi. Pandangan tersebut juga dapat membatasi kesempatan bagi orang-orang di dalam organisasi untuk menerima suatu bentuk tanggung jawab dan memberikan kontribusi yang aktif dan berharga. Dalam organisasi harus ada pihak atau orang yang mau dan secara efektif mengikuti seperti halnya harus ada yang memimpin organisasi tersebut.

Pengikut atau dalam seni "followership" ini merupakan tempat pengujian dan tempat untuk mempelajari keterampilan lainnya yang berharga bagi kepemimpinan. Sebagai seorang pemimpin pun termasuk kedalam seorang pengikut pasa suatu waktu atau lainnya. Kebanyakan dari kita semua mungkin lebih sering menjadi sebagai seroang pengikut dibandingkan menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu, penting bagi orang-orang dalam organisasi untuk mengelola hirarki naik dan turun mereka sebagai seorang pengikut atau followers ini.

Belajar mengelola atas dan bawah menjadi poin pertama yang harus dilakukan oleh seorang pengikut. Mengelola merupakan suatu cara yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengembangkan hubungan yang bermakna, berhubungan dengan tugas, saling menghormati, menawarkan pengetahuan, informasi, bimbingan, dan juga inisiatif, serta menentang atasan jika dirasa perlu untuk memungkinkan semua anggota melakukan pekerjaa terbaik didalam organisasi. Dalam organisasi, seorang pemimpin dengan tingkat yang tinggi juga akan bergantung kepasa bawahan atau pengikut mereka untuk mendapatkan berbagi informasi, dukungan, dan juga bentuk dukungan dalam membantu mereka mencapai tujuan organisasi di masa depan, sehingga hasilnya adalah para pemimpin akan membutuhkan para bawahan atau pengikutnya dalam mengelola organisasi tersebut. Sebaliknya juga, para bawahan atau pengikut ini juga akan bergantung kepada para pemimpinnya untuk mengarahkan mereka atas hal-hal yang perlu dilakukan, membantu mendapatkan informasi, sumber daya, dukungan, dan tentunya pengakuan yang mereka butuhkan dan yang pantas untuk mereka dapatkan atas hasil yang telah mereka lakukan.

Orang-orang atau para pengikut ini suka bekerja untuk pemimpin yang memiliki pengaruh dengan atasan mereka karena hal itu dapat meningkatkan status mereka sendiri dalam organisasi dan membantu mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Seorang pemimpin tidak bisa menjadi pemimpin yang benar-benar baik kecuali para pengikut dapat mengatur atasan dengan terampil seperti para pemimpin mengelola karyawan tersebut juga.

Poin kedua yang dapat dilakukan adalah mengelola "atas" menghadirkan tantangan unik. Sebagai seorang pemimpin, bukan hal yang mudah untuk mencoba dan melakukan pengelolaan atas seorang atasan mereka. Hal yang paling sering dilakukan yaitu menyenangkan dan membuat atasan merasa senang, sehingga para pemimpin sering ragu untuk menginformasikan beberapa informasi yang tidak baik dan mungkin tidak dapat diterima oleh para atasan. Mereka mungkin juga menghindari mempertanyakan ide dan keputusan atasan mereka masing-masing. Salah satu alasan hal ini menjadi salah satu hal yang sulit dilakukan yaitu karena para pemimpin ini tidak dapat mengendalikan hubungan seperti kepada bawahan atau pengikutnya juga. Merupakan hal yang wajar jika mencoba untuk melindungi diri dari suatu hubungan yang dirasa hanya memiliki sedikit kendali dan kekuatan didalamnya. Namun ternyata, terdapat kekuatan lebih dari para pengikut, dimana para atasan membutuhkan dukungan, bakat, informasi, ide, serta kejujuran agar terlaksananya pekerjaan dengan baik. Semua orang dapat diuntungkan jika para oemimpin belajar untuk mengelola hubungan secara efektif dengan atasan mereka ataupun bawahan atau pengikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun