Mohon tunggu...
Priscilla Tung
Priscilla Tung Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Dunia Aman, Semua Baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inilah Alasan Nasionalisme/Persatuan Itu Sangatlah Penting!

30 November 2023   20:52 Diperbarui: 30 November 2023   21:27 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Negara & Hargai Nasionalisme & Persatuan atau Kesatuan. Dokpri


Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi sosial pertama yang menggunakan kata  Indonesia untuk nama organisasinya. Penggantian namanya memiliki dampak politik yang besar, yaitu sikap politiknya berubah, dari semula yang bersikap kooperatif menjadi non-kooperatif, dari moderat menjadi radikal. Sikap non- kooperatif dan radikal itu tercermin dalam tiga visi politiknya yaitu, Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri, bangsa Indonesia mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri, dan bangsa Indonesia harus bersatu untuk melawan penjajah.

Perkembangan nasionalisme di Indonesia mencapai titik kemajuan saat organisasi Budi Utomo terbentuk pada tahun 1908. Perkembangan ini dibagi menjadi beberapa periode yaitu, periode awal perkembangan, periode nasionalisme politik, periode radikal, dan periode bertahan.

Pada periode masa awal perkembangan, gerakan nasionalisme di Indonesia diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki kondisi sosial dan budaya. Dimana sifat gerakannya moderat dan kooperatif dengan pemerintah kolonial Belanda. Dan organisasi dan gerakan yang muncul pada periode masa ini adalah Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.

Lalu pada periode nasionalisme politik, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada masa periode ini adalah Indische Partij dan gerakan pemuda.

Selain itu, periode radikal adalah masa dimana organisasi- organisasi pergerakan menolak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dan secara tegas menuntut kemerdekaan. Namun, sebutan "radikal" terutama mengacu pada sikap organisasi- organisasi pergerakan pada periode ini yang menolak bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda. Organisasi yang bergerak secara non- kooperatif di antaranya Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Dan yang terakhir periode bertahan, dimana periode bertahan merupakan periode gerakan nasionalisme di Indonesia yang berupaya lebih moderat dan menahan diri. Dimana sikap moderat berarti kembali bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda (kooperasi).

Sikap ini diambil agar organisasi pergerakan tidak diberangus Belanda dan para tokohnya tidak ditangkap ataupun diasingkan. Dengan demikian, kelangsungan hidup organisasi pergerakan serta kesinambungan perjuangan menuju Indonesia Merdeka tetap terjaga. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada masa periode ini adalah Parindra, Gapi, dan Gerindo. Mereka semakin memaksimalkan Volksraad sebagai wadah perjuangan mencapai kemerdekaan.

Dalam periode bertahan, tokoh pergerakan nasional melanjutkan perjuangan melalui Volksraad. Meskipun di luar Volksraad tidak ada aksi perjuangan, tetapi organisasi- organisasi pergerakan tetap giat melakukan aktivitas di berbagai bidang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti mendirikan Rukun Tani, Rukun Pelayaran, dan mengusahakan bank serta koperasi. Dan taman siswa merupakan salah satu organisasi pergerakan pada periode bertahan yang berfokus pada kegiatan dalam bidang pendidikan.

Nasionalisme merupakan rasa bangga dan cinta yang tinggi terhadap tanah air, tidak memandang rendah bangsa lain, dan sikap memperjuangkan bangsa atau negara. Dan nasionalisme ini terjadi bila dalam diri kita memiliki semangat, kesadaran, dan kesetiaan bahwa suatu bangsa itu merupakan suatu keluarga dan atas dasar rasa sebagai suatu keluarga bangsa, dan hal inilah yang membentuk suatu negara.

Gerakan nasionalisme di Indonesia memiliki beberapa faktor yang memicu, dimana sebagian bersifat internal dan sebagian lagi bersifat eksternal. Pada faktor internal, hal yang memicu gerakan nasionalisme adalah terjadinya kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang parah akibat penjajahan, munculnya kaum terpelajar, dan tumbuhnya kenangan akan kejayaan bangsa pada masa lampau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun