Sidoarjo. Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki potensi keunikannya sendiri. Kabupaten Sidoarjo terletak di Provinsi Jawa Timur dan berdekatan langsung dengan Kota Surabaya yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang berdekatan, Kabupaten Sidoarjo menjadi wilayah penyangga utama Kota Surabaya dalam berbagai aspek, seperti transportasi, pariwisata, dan terutama dalam aspek ekonomi.
Wilayah Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 kecamatan dan 353 kelurahan. Salah satu wilayah kecamatan yang memiliki potensi adalah Kecamatan Waru. Kecamatan Waru terdiri dari 12 desa. Berdasarkan wilayah administratif, Kecamatan Waru berdekatan langsung dengan Kota Surabaya bagian selatan. Kecamatan ini memiliki potensi yang mencolok dibandingkan dengan kecamatan lain, yaitu terdapat adanya kawasan-kawasan industri.
Desa Ngingas merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Waru. Desa ini jika dikaji lebih jauh, terdapat adanya kawasan industri dan memiliki potensi pada aspek industri, terutama pada bidang logam. Di wilayah tersebut terdapat kurang lebih 300 usaha dalam bidang pengolahan logam. Dan diketahui bahwa kawasan industri ini telah terbentuk sejak lama, hal tersebut dikarenakan sebagian besar penerus pengelola utama usaha-usaha tersebut merupakan generasi keempat. Semua industri pada kawasan tersebut rata-rata memiliki keragaman yang sama antara satu dengan yang lainnya, tetapi yang menjadi pembeda adalah terdapat satu produk yang dimiliki tiap usaha yang berbeda dengan yang lainnya.
Pada salah satu industri yang berada di kawasan industri tersebut terdapat industri pengelola produk berbahan logam, namun memiliki fokus pada penghasil alat pertanian, seperti sekrop, cangkul, dan lain sebagainya. Alat pertanian ini sangat diperlukan oleh masyarakat Indonesia karena Indonesia sendiripun merupakan negara agraris. Meskipun saat ini petani-petani menggunakan alat pertanian canggih, namun alat seperti cangkulpun masih dapat terus untuk digunakan. Hasil produk industri tersebut dikirimkan ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia, terutama ke luar pulau Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan.
Lalu, jika berbicara mengenai perencanaan wilayah, kita bisa dan bahkan perlu untuk mengaitkan potensi tersebut dengan teori perencanaan. Salah satu teori perencanaan yang dapat dikaitkan dengan studi kasus ini adalah teori yang berasal dari Christaller. Teori Christaller (1933) membahas mengenai bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya dalam satu wilayah.
Teori Christaller membahas mengenai lokasi yaitu semakin tinggi level kota yang dijadikan posisi untuk memproduksi barang, maka akan semakin besar pula jangkauan pasarnya. Kabupaten Sidoarjo berbatasan dengan Kota Surabaya, dimana Kota Surabaya ini merupakan kota metrapolitan kedua terbesar setelah Jakarta. Hal ini mengakibatkan lokasi kawasan industri alat pertanian dari logam memiliki posisi wilayah yang cukup strategis. Mengapa? Karena tempat produksi berada di tingkat level perkotaan yang tinggi sehingga usaha tersebut dapat mendistribusikan hasil produksi ke berbagai daerah di Indonesia, terutama Sumatera dan Kalimantan.
Dan asumsi yang didapatkan dari teori Christaller ini salah satunya adalah banyak usaha menawarkan produk yang sama (dimana pada kasus ini adalah produk yang berbahan dasar logam) dan tidak memiliki banyak perbedaan yang signifikan sehingga tak heran banyak pembeli yang memiliki daya beli yang sama satu dengan yang lainnya. Berdasarkan kondisi eksisting pula, di Desa Ngingas terdapat berbagai macam usaha industri yang memiliki kemiripan hasil produk. Meski tentu saja terdapat usaha lain selain berbahan logam, seperti adanya usaha yang menggunakan plastik keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H