Rabies -atau dikenal juga dengan istilah hydrophobia, lysa, dan rage-Â merupakan suatu penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus rabies yang menyerang bagian sistem saraf pusat.
Ternyata, virus ini umumnya ditemukan pada air liur binatang yang sudah terinfeksi dan menyebar melalui gigitan, cakaran, maupun garukan yang masuk kedalam tubuh manusia. Binatang yang sering kedapatan virus ini antara lain adalah anjing, rubah, serigala, kucing, kelelawar, dan kera. Ingat! Jika dibiarkan, rabies dapat berakibat fatal! Karenanya, yuk, kenali seluk beluk penyakit ini dengan menyimak penjelasan di bawah:
Mengenal rabies
Rabies paling banyak menyerang di Benua Afrika dan Asia. Di dunia, penyakit ini diprediksi menyebabkan 55.000 kematian setiap tahunnya. Sekitar 56% penyakit ini menyerang di Asia dan 44% di Afrika. Di Indonesia, diperkirakan minimal sebanyak 100 kasus telah dilaporkan setiap tahunnya. Korban dari penyakit ini paling banyak berada pada rentang usia 5 -- 14 tahun. Virusnya sendiri (lyssaviruses) terbukti dapat menetap pada tubuh selama beberapa minggu, atau bahkan hingga 3 bulan, sebelum akhirnya menginfeksi tubuh pasien.
Gejala
Pada beberapa kasus, gejala penyakit rabies dapat timbul pada minggu pertama hingga 1 tahun. Selain itu, lokasi tubuh yang terkena gigitan menentukan kecepatan virus untuk berkembang. Semakin dekat dengan otak, maka semakin cepat pula gejala akan timbul. Contohnya, bila lokasi gigitan terletak di kepala, wajah, atau leher; maka virus akan lebih mudah berkembang biak .
Rabies dibagi menjadi beberapa stadium; setiap stadium memiliki gejala yang berbeda. Â Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Stadium awal
Stadium ini berlangsung 2 -- 4 hari. Gejala yang ditimbulkan meliputi:
- Nyeri di bagian tubuh tertentu
- Lokasi yang terkena gigitan ataupun cakaran hewan akan terasa kebas
- Nyeri kepala
- Demam
- Suara serak
- Gangguan makan
- Perasaaan takut yang dapat berkembang menjadi depresif
- Lemas
2. Stadium gelisah
- Takut terhadap air
- Takut pada cahaya/sinar
- Suhu badan meningkat
- Sangat peka terhadap rangsangan sentuhan
- Sering merasa letih, padahal tidak beraktivitas berat
- Sensitivitas yang berlebihan terhadap suara
- Kontraksi otot meningkat
- Gerakan otot wajah yang tidak terkendali
- Sering merasa haus
- Air mata dan liur akan keluar secara berlebihan
- Suara serak semakin hebat
3. Stadium paralisis
- Penderita akan kehilangan kesadaran
- Otot tubuh mengalami kelumpuhan
- Sering kejang dengan intensitas yang tidak menentu
- Melemahnya otot pernapasan