Mohon tunggu...
Dr. Priscilla Johanna
Dr. Priscilla Johanna Mohon Tunggu... -

I'm single and very happy :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Asap Rokok pada Si Kecil

10 Mei 2017   17:27 Diperbarui: 10 Mei 2017   17:36 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: freepik.com/smoking

Statistik konsumsi rokok dunia pada 2014 kembali meneguhkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat konsumsi rokok tertinggi sedunia. Sepanjang tahun ini saja, setidaknya sebanyak 240 miliar batang rokok atau 4,14 persen dari total konsumsi rokok dunia,  dinikmati masyarakat Indonesia. Meskipun dampak negatif dari merokok sudah sering digaung-gaungkan, masih banyak saja orang yang tidak menyadari bahwa bahaya merokok bukan hanya menimpa perokok aktif, tapi juga perokok pasif.

Perokok pasif merupakan istilah yang merujuk pada orang yang tidak merokok, tapi terpapar langsung asap rokok dari lingkungan di sekitarnya. Tahukah Anda, bahwa perokok pasif lebih berisiko 3 kali lebih tinggi mengidap penyakit hasil asap rokok dibandingkan dengan perokok aktif? Bahaya yang ditimbulkan  3 kali lebih berbahaya dari perokok aktif. Bayangkan, jika yang menghirup asap rokok tersebut adalah bayi dan anak-anak yang fungsi organnya masih belum sempurna.

Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO),  menyimpulkan bahwa setidaknya 700 juta anak atau setengah dari total anak di dunia termasuk bayi yang masih menyusui, terpaksa menghirup asap rokok. Lalu, apa saja dampak yang diderita anak yang sering terpapar asap rokok? Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Pneumonia

Penelitian menunjukkan bahwa anak dengan orang tua yang merokok lebih rentan terkena pneumonia. Ini dikarenakan asap rokok akan menyebabkan peradangan pada paru-paru yang kemudian menyebabkan pneumonia. Dikutip dari Detik Health, ditemukan kasus di mana  seorang anak berusia 1 tahun meninggal dunia akibat pneumonia akut. Penyebabnya? Asap dari rokok yang menempel di baju si ayah terhirup terus-menerus oleh anak saat digendong. Mengerikan, bukan?

2. Bronkitis

Asap rokok yang masuk ke saluran tenggorokan dapat menyebabkan iritasi yang memicu munculnya penyakit bronkitis. Anak-anak ternyata lebih berisiko mengidap gangguan ini karena sistem pernapasan mereka yang masih belum sempurna layaknya orang dewasa.

3. Meningitis

Anak dan janin dari ibu perokok berisiko mengidap meningitis, yaitu salah satu penyakit yang disebabkan infeksi pada selaput pelindung otak dan saraf tulang ini dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf, bahkan kematian. Jadi, masih mau merokok?

4. Infeksi telinga dan gangguan pendengaran

John Satenspiel, M.D., juru bicara American Academy of Family Physicians, mengatakan bahwa asap rokok yang terhirup oleh anak dan bayi dapat menyebabkan infeksi pada telinga. Jika dibiarkan terus-menerus, anak dapat mengalami gangguan pendengaran yang bersifat permanen.

5. Menghambat tumbuh kembang

Bagi Anda ibu hamil dan menyusui disarankan untuk menjauhi sumber asap rokok. Kenapa? Nikotin yang terkandung dalam asap rokok yang terhirup akan dialirkan ke pembuluh darah untuk kemudian didifusi ke ASI atau tali pusar. Nikotin yang terakumulasi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian janin serta menghambat tumbuh kembang bayi yang sudah lahir.

Jika Anda ingin si kecil tumbuh sehat dan optimal, maka pastikan ia terhindar dari asap rokok. Tanpa kita sadari, asap rokok ternyata dapat bertahan di udara selama 2,5 jam meskipun semua ventilasi udara sudah dibuka. Jadi, berhenti merokok bukan lagi pilihan, tapi kewajiban. Ayo, berhenti merokok!

Ingin baca tulisan saya seputar kesehatan menarik lainnya? Kunjungi www.go-dok.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun