Mohon tunggu...
Priscillia Adeline
Priscillia Adeline Mohon Tunggu... -

I'm a simple person...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Peringatan Hari Ibu

22 Desember 2011   09:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:54 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Indonesia mengenal tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu atau dikenal juga dengan Mother Day.  Tidak ada seorang pun yang melewati tanggal tersebut untuk mengucapkan Selamat Hari Ibu kepada ibunya dan memberikan hadiah untuk menyenangkan ibu mereka serta meminta maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuat kepada ibu mereka. Semua status social network pada umumnya selalu membicarakan tentang Hari Ibu, hal ini menegaskan bahwa Hari Ibu sangat dihormati oleh semua orang. Pasti ada sebagian orang yang penasaran dari mana Hari Ibu ini berasal. Hari Ibu telah dikenal sebagai perayaan musim bunga orang-orang Greece, sebagai penghormatan terhadap Rhea yaitu ibu kepada Tuhan mereka. Pada tahun 1600 orang-orang England merayakan hari yang mereka namakan sebagai "Mothering Sunday" yang dirayakan pada hari Ahad keempat setiap Lent. Lent adalah tempo masa selama 40 hari samada dalam bulan Februari atau Mac. Dalam tempo ini, sebagian orang-orang Kristiani akan berhenti melakukan atau memakan makanan tertentu atas alasan agama. Amalan tersebut adalah sebagai penghormatan mereka terhadap Mother Mary. Mother Mary adalah Maryam, ibu Yesus Kristus. Amalan dan tradisi ini menular ke seluruh dunia dan kini disambut sebagai penghormatan kepada Mother Church. Mother Church dianggap sebagai kuasa spiritual yang agung yang memberikan kehidupan kepada manusia dan menjaga manusia dari segala mara bahaya. Sejak saat itu, perayaan Mothering Sunday telah digabungkan dengan upacara kegerejaan. Penghormatan mereka terhadap ibu tarafnya sama dengan penghormatan mereka terhadap gereja. Kita semua tahu bahwa pengorbanan yang telah ibu berikan tak terhingga, seharusnya kita memperingati Hari Ibu bukan hanya saat tanggal 22 Desember saja tetapi setiap hari. Kita harus belajar dari sosok ibu yang rela berkorban dan bekerja keras untuk membesarkan, merawat, dan memenuhi setiap kebutuhan. Kita harus jadikan sosok ibu untuk memotivasi diri untuk mempunyai daya juang yang tinggi dalam hidup ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun