Mohon tunggu...
Prisca ChrismaF
Prisca ChrismaF Mohon Tunggu... Administrasi - agribisnis 2018

The right person, the wrong time - The right script, the wrong line - The right poem, the wrong rhyme - And a piece of you, that was never mine - - - K. Towne Jr. - - -

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Ekspor Hortikultura Indonesia Memengaruhi Kesejahteraan Petani?

4 Februari 2020   23:30 Diperbarui: 4 Februari 2020   23:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai negara agraris, dengan kondisi tanah yang subur membuat Indonesia memiliki banyak ragam budidaya buah dan sayuran, di mana beberapa di antaranya sulit ditemui di negara lain. Beberapa jenis buah dan sayuran juga sudah mulai diekspor walau belum bisa menyaingi negara tetangga. 

Walaupun terkenal akan ragam jenis buahnya, tetapi pola konsumsi masyarakat ternyata lebih memilih, menyukai dan mengkonsumsi buah impor karena tampilan nya yang lebih menarik dibandingkan produk lokal. Dikarenakan kurangnya minat masyarakat terhadap buah lokal, membuat petani buah kurang dan cenderung untuk tidak memaksimalkan hasil komoditasnya.

jeruk-5e3999e8d541df636f5a0343.jpg
jeruk-5e3999e8d541df636f5a0343.jpg
Tingginya permintaan buah impor seharusnya dapat memacu petani buah untuk dapat meningkatkan kualitas produksinya. Tetapi karena rata- rata tingkat edukasi yang rendah, membuat petani juga tidak tahu bagaimana cara membuat produk unggulan supaya dapat bersaing dengan produk luar.

Di sini sebenarnya peran pemerintah dan generasi penerus sangat diperlukan. Pemberian penyuluhan, tata cara berkebun dengan benar, pemberian bibit unggul serta edukasi modernisasi jaman akan memacu dan membuat petani mempunyai daya saing terhadap produk luar.

Peran pemerintah ternyata sudah dilakukan sejak tahun 2016. Hal ini dapat dilihat dari melonjaknya nilai ekspor komoditas hortikultura khususnya buah-buahan. Jenis buah yang di eskpor antara lain; nanas, pisang dan manggis. 

Peningkatan nilai ekspor berdasarkan data BPS, meningkat hingga sebesar 115% lebih pada tahun 2018 jika dibandingkan dengan tahun 2017. Negara tujuan ekspor juga sudah mencapai 65 negara, diantaranya jepang, korea, taiwan, china dan negara-negara eropa. 

Melihat besarnya tingkat pertumbuhan setiap tahunnya, maka pemerintah dalam hal ini Kementan melakukan beberapa kebijakan, di antaranya melakukan kebijakan peningkatan produksi dan mutu buah nasional melalui program pengembangan kawasan buah dan penerapan Good Agriculture Practise (GAP), pengembangan kawasan buah prioritas seluas 6000 hektar setiap tahun nya dan pengembangan buah di lahan perhutanan sosial, pembukaan 10 ha kebun durian di pemalang misal.

Peningkatan ekspor buah buahan yang cukup signifikan di tahun 2018, membuktikan bahwa Indonesia mulai bergerak untuk memajukan kualitas dan kuantitas produk holtikultura khususnya buah untuk bisa bersaing dengan negara tetangga. 

Biarpun belum begitu terlihat, bantuan pemerintah sudah mulai menunjukan hasil bagi para petani untuk bisa memaksimalkan hasil produksinya. Diharapkan dengan adanya peningkatan produksi, hasil yang didapatkan pun ikut meningkat dan otomatis kesejahteraan para petani juga meningkat dengan signifikan. 

Akan tetapi alangkah baiknya bila peningkatan produksi buah ekspor tersebut di sertai dengan peningkatan mutu buah asli yang tidak terdapat di negara tetangga, sehingga Indonesia bisa menguasai pangsa pasar buah tertentu tersebut. Matoa misalnya merupakan buah asli Indonesia yang berasal dari papua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun