Mohon tunggu...
Prisca ChrismaF
Prisca ChrismaF Mohon Tunggu... Administrasi - agribisnis 2018

The right person, the wrong time - The right script, the wrong line - The right poem, the wrong rhyme - And a piece of you, that was never mine - - - K. Towne Jr. - - -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cerdaskah Pak Sandiaga Uno?

24 September 2018   10:19 Diperbarui: 24 September 2018   22:03 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungan Bapak Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa tengah ke Pasar Wonodri  di Semarang tanggal  7 September 2018 lalu, membuat  kondisi pasar yang biasanya becek kotor dan tidak rapi, mendadak jadi bersih dan teratur.  Sampah di jalanan pasar yang biasa dibiarkan oleh petugas kebersihan hingga siang, tidak dapat lagi ditemui sejak pagi. Teman penulis mengirimkan gambar dengan caption “Ganjar datang sampah hilang

Tidak kah ini cerminan dari pemerintah jaman dahulu?  Kalau ada pejabat yang datang, semua harus rapi bersih supaya yang bersangkutan menganggap tidak ada masalah di daerah yang beliau kunjungi? ABS istilahnya, Asal Bapak Senang menurut istilah jaman dulu.

Dari sisi masyarakat, kondisi pasar sebelum pejabat datang, harus dirapikan dibersihkan, diatur, seolah - olah memaksa mereka untuk tidak bergerak bebas dalam bertransaksi hanya untuk seorang pejabat pemerintah merasa nyaman masuk ke dalam pasar traditional.

"mbok  ya setiap hari bersih begini, ga perlu dipaksa" ungkap teman saya.

Tetapi hal berbeda terjadi pada saat Bapak Sandiaga Uno, seorang calon wakil presiden Indonesia berjalan di jalanan pasar yang becek, terasa benar - benar wajar alami. Tidak ada angin tiada hujan, tiba - tiba saja beliau datang pagi hari ini, tanggal 24 September 2018 ke tengah pasar yang sama, Pasar Wonodri, yang dikunjungi Bapak Ganjar sebelumnya.

whatsapp-image-2018-09-24-at-10-15-30-am-5ba8fc1343322f087671b0a9.jpeg
whatsapp-image-2018-09-24-at-10-15-30-am-5ba8fc1343322f087671b0a9.jpeg
Tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu, Pak Sandi  menyeruak diantara pembeli, menyapa pedagang, menyalami warga, tanpa ada aksi bersih - bersih  sampah, tidak ada satuan polisi pamong praja yang merapikan pedagang. Banyak warga yang kaget saat ada seorang tokoh hadir di tengah - tengah mereka.

Bukankah beliau  seolah - olah mengatakan, "ini lho saya, merakyat, tidak usah pakai acara protokoler, jalanan tidak harus bersih, rapi,  teratur, janganlah disambut karangan bunga"

Apakah cuma lewat, ingin membeli buah, sayur, atau cuma sekedar menyapa warga?, Ingin mendengar secara langsung keluhan masyarakat? Jangan - jangan ini semua hanya pencitraan, siapa yang tahu?

Takutnya cara ini malah dapat merebut hati pemilih, yang tidak merasa terpaksa untuk repot membersihkan sampah, membersihkan jalan, supaya tidak kotor, hanya supaya seorang pejabat bisa lewat? Mereka  merasa di uwongke, dihargai, biarpun beliau cuma sekedar singgah, bersedia melewati jalan pasar traditional yang becek dan kotor, mau menghirup udara pasar traditional yang notabene pasti bau. Bau pasar becek maksudnya.

Sambil para pedagang maupun pengunjung pasar berharap semoga dapat saweran biarpun terlarang. Paling tidak bagi para pedagang, barang dagangannya di borong oleh Pak Sandi.

Cerdaskah Bapak Sandi? Jujur saya tidak tahu, tapi banyak percakapan di antara teman - teman. Kalau beliau tidak cerdas, tidak mungkin menjadi wakil gubernur. Kalau beliau tidak pintar, tidak mungkin sekarang bisa menjadi calon wakil presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun