Film Dua Garis Biru merupakan mahakarya Gina S.Noer, yang mendapat banyak apresiasi dari para penikmat film, mulai dari jalan cerita hingga acting dari para pemainnya. Namun begitu film ini sempat menuai kritikan dari masyarakat.Â
Film ini bertemakan kehamilan dibawah umur dan diluar nikah oleh sepasang remaja SMA. Dua Garis Biru memberikan edukasi kepada khalayak luas terkait penting pendidikan seks sekaligus bahaya kesehatan dan psikologis yang bisa terjadi dari kehamilan dan seks dibawah umur.
Dilansir dari jurnal Ilmiah Bidan yang menyatakan kehamilan dibawah umur adalah kehamilan dibawah 20 tahun dapat menyebabkan kematian pada ibu karena organ yang belum sempurna sehingga rentan mengalami gangguan kesehatan.Â
Dikutip dari jurnal of Holistic Nursing Science apabila remaja tidak siap atas kehamilannya bisa beresiko gangguan psikologis yang mengakibatkan kehamilan tersebut menjadi kehamilan beresiko. Â
Kontroversi film Garis Biru
Awal kemunculan film Dua Garis Biru, banyak diperbincangkan para penikmat film Indonesia, bahkan di hari ketiga penayangan film ini, berhasil meraup lebih dari 500 ribu penonton.Â
Meskipun begitu film ini tidak luput dari kontroversi karena dianggap menjerumuskan generasi muda karena pacaran di bawah umur dan hamil di luar nikah adalah hal yang tabu di Indonesia. Tidak hanya itu film ini sempat diserukan untuk diboikot melalui petisi.
Rata-rata warga-net yang menandatangani petisi boikot film Dua Garis Biru cuman menonton trailer filmnya saja tanpa menonton film Dua Garis Biru secara lengkap.Â
Tak berlangsung lama petisi yang digaungkan tersebut akhirnya ditarik dan membuat permohonan maaf kepada publik, karena persepsi keliru mereka terhadap film Dua Garis Biru
Review PenontonÂ