Tiga penonton berbeda yang telah menonton film Dua Garis Biru ditanyakan pandangan mereka mengenai makna dan pesan apa yang mereka terima dari film ini.Â
Penonton pertama yakni Cindy mengaku ketika pertama kali menonton film Dua Garis Biru membuatnya serasa diingatkan untuk tidak melakukan hal serupa. Menurut Cindy makna dan pesan yang dirinya bisa petik adalah semakin berhati hati dalam bertindak dan jangan melakukan hubungan seksual ketika belum siapÂ
"Pesan yang bisa aku ambil semakin berhati-hati dalam bertindak, sebelum membuat sebuah keputusan, pikir dampak jangka panjangnya. Ya sama jangan melakukan hubungan seksual apabila belum siap menjadi orang tua"pungkasnya.
Selanjutnya Dea mengatakan setelah menonton film ini penting sekali komunikasi , pengawasan, dan, keterbukaan antara anak dan orangtua sehingga kejadian serupa tidak terjadi pada kaum muda Indonesia.Â
"Makna film ini menurut saya pribadi adalah pentingnya komunikasi, pengawasan, dan keterbukaan antara anak dan orang tua, apalagi anak dibawah umur perlu bimbingan ekstra dari orangtua"ungkap Dea.
Penonton terakhir Yani mengungkapkan secara tegas bahwa film ini pantas untuk ditayangkan karena memberikan edukasi untuk tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah yang bisa  berakibat pada kehamilan yang tentu sangat beresiko di usia muda,mental yang belum stabil, berakibat konflik dan sebagainya.
"Pantas film ini untuk ditayangkan. Untuk edukasi sex bagi anak-anak muda, bahwa hubungan diluar nikah apalagi dibawah umur adalah hal yang tidak pantas dan beresiko. Kehamilan salah satunya, anak diusia seperti itu punya resiko tinggi jika hamil, belum lagi konflik keluarga dan ketidaksiapan mental. pungkas Yani.
Yani mengaku melalui film ini dirinya lebih selektif , dengan berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu , harus tahu resiko apa yang kemungkinan bisa terjadi, mampu bertanggung jawab, serta tahu kapasitas diri seperti apa.Â
"Dari film ini serasa diingatkan untuk berpikir dua kali sebelum bertindak, harus tahu resiko apa yang mungkin terjadi, mampu bertanggung jawab, serta wajib tahu seberapa besar kapasitas diri kita".pungkasnya.
Daftar Pustaka
Wulandari, P. dkk. (2019). Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen. Jurnal Holistic Nursing Science,65.