Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Pelajaran Membaca Nasib Buruk

24 Juli 2017   13:30 Diperbarui: 25 Juli 2017   01:05 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: psychiclibrary.com

Sejumlah nasib buruk tak bisa bersembunyi
di telapak tangan seseorang
Mereka akan datang seperti pasukan berkuda Qin
yang memorak-porandakan musuh
karena berpikir, tujuan yang sama sekalipun
tak menjamin manusia bisa bersama-sama

Tak dapat diduga bagaimana, hanya tiba-tiba

Tersentak dari tidur panjang, dan api berkobar
di sekeliling
Hidup yang dikira baik-baik saja
dengan pandai telah berkhianat

Peperangan demi peperangan hadir dan tergurat
di garis tangan
ada yang bisa berubah, ada yang memang benar-benar
tak bisa diubah

Tinggal menunggu, dan menyaksikan
bagaimana kita habis disapu oleh nasib
yang sudah digariskan

Atau jika tak terima, bisa kita genggam sebuah bom

Atau juga memotong setiap ikatan yang ada

Sejak kita dilahirkan

(2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun