Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dinamisnya Bahasa dan Bunyi

17 Juni 2016   14:57 Diperbarui: 18 Juni 2016   18:29 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunyi. Sumber: http://s2.dmcdn.net/

Masih teringat jelas dalam benakku, sebuah adegan di dalam The 13th Warrior. Film yang dibintangi Antonio Banderas menceritakan seorang pemuda, utusan Arab, bernama Ahmed yang singgah di sebuah desa Viking. Bukan tentang adegan percintaannya ataupun bagaimana ia menjadi ksatria ketiga belas nanti, melainkan keheranan penduduk desa tersebut manakala tahu Ahmed bisa menulis.

"Apakah kamu bisa menggambar bahasa?" tanya teman Vikingnya. "Ya," kata Ahmed. "Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah," sambil menuliskan dua kalimat syahadat di atas tanah bersalju.

Pada mulanya adalah bunyi. Itu kata Sapardi Djoko Damono. Bunyi menjadi bahasa. Bahasa kemudian diaksarakan. Metafora lahir kemudian karena bahasa cenderung tidak dapat mendekati realitas. Dalam konsep yang lebih luas lagi, bahasa itu sendiri adalah metafora karena ia berusaha merengkuh realitas. Keberadaan bahasa itu adalah sebagai pembanding dari realitas. 

Tentang bunyi ada sendiri ilmunya. Fonologi. Kita juga mengenal kata fonem atau bunyi itu sendiri. Soal fonem/bunyi ini, saya mengingat guru Bahasa Indonesia saya saat kelas 3 SMA. Namanya Ibu Zazur Erwati. Ada satu hari berisi satu pelajaran yang tidak saya lupakan hingga hari ini. Sebelas tahun telah berlalu, dan ingatan itu masih kuat.

Tahukah kamu tentang peN-an? Dibaca penasalan?

Dalam teks-teks pelajaran bahasa Indonesia kekinian, hal ini tidak pernah dituliskan. Bahkan ketika mengajar privat untuk USM STAN (saat itu masih ada bagian soal Bahasa Indonesia), murid saya dari sekolah swasta terkenal di Jakarta mengaku tidak tahu. Dia mengambil buku catatannya yang tebal dan menunjukkan isi yang mirip dengan hal yang pernah diajarkan ke saya.

Penasalan berkaitan dengan morfologi kata. Penasalan adalah aturan mengenai pembentukan kata dari kata dasar bila bertemu dengan imbuhan. Namun, penasalan ini hanya berkaitan dengan awalan me-.

PeN + kata dasar + an = Orang yang melakukan + kata dasar

---

Saya masih hapal di dalam kepala pembagiannya:

  1. PeN-an akan berubah menjadi Pem-an bila bertemu kata dasar berfonem awal b, p, f, v
  2. PeN-an akan berubah menjadi Pen-an bila bertemu kata dasar berfonem awal c, d, j, t, sy, z
  3. PeN-an akan berubah menjadi Peng-an bila bertemu kata dasar berfonem awalm k, g, h, kh, dan semua bunyi vokal (a, i, u, e, o)
  4. PeN-an akan berubah menjadi Penge-an bila bertemu kata dasar yang hanya punya satu suku kata
  5. PeN-an akan berubah menjadi Peny-an bila bertemu kata dasar berfonem awal s
  6. PeN-an akan berubah menjadi Pe-an bila bertemu kata dasar berfonem awal l, m, n, ng, ny, r, w.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun