Tak bisa kubayangkan ada yang bersumpah
Padahal saat itu semuanya masih nusa yang terpisah
Orang-orang membawa rempah
Tanpa membaca Tan Malaka
Kata REPUBLIK masih sebuah kata
Bahasa yang asing dalam sebuah halaman
Tersimpan untuk mata yang menemukan
Ide besar itu berjalan
Dibawa kapal-kapal dagang nusantara
Darah kental moyang kita
Adalah pelaut. Di hadapan ombak
Semua bisa menjadi maut. Karena itu
Tak pernah ada takut. Melawan penjajah,
Hanya butuh serempak. Kompak.
Dari kisah Hang Tuah membawa kapak
Sampai Arupalaka mengusung tombak.
Hingga berlabuh, bertukar cerita
Di mana-mana pernah ada darah yang tertumpah
Dan tanah yang basah itu
Adalah tanah air yang sama
Yang menumbuhkan harapan
kemerdekaan
Dan dari cerita-cerita itu
Di bawah langit biru yang sama
Di bawah matahari yang hampir selalu bersinar sepanjang tahun
Tak ada yang tak sepakat
Tahun-tahun penderitaan
Menjadi kelas nomor sekian
Mengenyahkan berbagai perbedaan
Tak perlu lagi melihat warna kulit
Agama dan dari keluarga mana
Semua manusia dapat merasa sakit
Hari itu, ada yang bersumpah
Tanah yang basah itu bernama tanah air
Tahun-tahun penderitaan itu menyatukan beda menjadi bangsa
Dan tangan mereka saling menggenggam erat
Dalam kalimat-kalimat persatuan
Yang dijunjung tinggi dari bibir-bibir keikhlasan
Hari ini, kita merenung
Langit yang tampak mendung
Hujan akan turun sebentar lagi
Tak ada yang tahu akan sederas apa
Tak ada yang tahu badai akan tiba
Tapi kita semua tahu
Segalanya akan berlalu
Dan langit kembali biru