Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Juara Thomas Cup, Tanpa Kibar Sang Saka Merah Putih

18 Oktober 2021   06:02 Diperbarui: 18 Oktober 2021   07:22 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juara Thomas Cup. Sumber: CNN

Apa yang ditunggu-tunggu pencinta bulu tangkis Indonesia akhirnya jadi kenyataan. Piala Thomas kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Epiknya, final semalam, Indonesia mengalahkan China 3-0 langsung lewat kemenangan Ginting, Fajar/Ryan, dan ditutup oleh Jojo. 

Namun, penantian hampir selama 20 tahun itu (terakhir juara tahun 2002) harus ternoda. Pasalnya, bendera sang saka merah putih tak dapat dikibarkan di puncak tertinggi. Digantikan dengan bendera PBSI.

Sanksi dari badan Badan Antidoping Dunia (WADA) menjadi penyebabnya. Indonesia dilarang menggunakan bendera Merah Putih terkait hukuman dari Agen Anti Doping Dunia (WADA) akibat Indonesia tak patuh dalam program uji tes doping.

WADA telah menjatuhkan hukuman kepada Indonesia yang dinilai tidak patuh kepada aturan antidoping yang diterapkan. Sanksi serupa juga dijatuhkan kepada Thailand dan Korea Utara. 

Selain itu dua federasi internasional yang juga kena hukuman, yakni Deaf International Basketball Federation (DIBF) dan International Gira Sports Federation (IGSF). Indonesia dan Korea Utara dinilai tidak mematuhi standar soal program pengujian antidoping kepada para atlet.

Beberapa sanksi yang berpotensi diberikan oleh WADA yakni tidak bisa mengikuti tender tuan rumah turnamen Super Series atau mengikuti event dari BWF Selama ada sanksi; tidak bisa mengibarkan bendera merah putih saat menang di kejuaraan yang mewakili negara (Piala Thomas/Uber, Olimpiade, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Junior, Asian Games, dan SEA Games).

Padahal, WADA telah mengirim surat kepada Indonesia pada 15 September 2021 dan 7 Oktober. Surat itu menyebut ketidaksesuaian dari rencana tes doping Indonesia pada 2020 dan 2021. Tes-tes yang dimaksud mencakup tiga hal yaitu tes reguler atau Out of Competition Testing (OCT), tes PON, dan program 2022.

Terang di sini ada masalah birokrasi yang serius. Ada sesuatu yang sudah menjadi SOP namun tidak dijalankan dengan baik oleh otoritas yang berwenang.

Apakah otoritas itu berpikir bahwa tim Thomas Indonesia tidak bakalan juara sekarang sehingga tidak serius menjalankan ketentuan yang berlaku?

Apa pun dalihnya, nasi telah menjadi bubur. Bendera Indonesia telah tak berkibar di Cerez Arena dan betapa kita merasa pedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun