Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tangisan Suarez Saat Membawa Atletico Madrid Juara

23 Mei 2021   11:03 Diperbarui: 23 Mei 2021   11:05 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube Mas Geprek

Luis Suarez menangis. Sambil memegang ponsel, air matanya bercucuran tatkala Atletico Madrid dipastikan menjadi juara liga Spanyol. Unggul dari rival abadinya, Real Madrid.

Tangisan Suarez saat membawa Atletico Madrid juara itu cukup spesial dan memiliki makna yang mendalam. Pasalnya, Luiz Suarez menjadi penentu kemenangan Atletico Madrid atas lawannya. Menerima bola dari tengah lapangan, Suarez terbebas dan membawa bola sendirian untuk menghadapi kiper sebelum menceploskan bola dengan mulis ke gawang lapangan. Skor 2-1 untuk keunggulan Atletico Madrid.

Selain itu, berlabuhnya Suarez ke Atletico sendiri tak luput dari drama. Bisa dibilang ia dibuang oleh Barcelona. Sang Presiden dan pelatih baru Barca sepakat tidak membutuhkan jasa Suarez. Entah apa alasannya, mungkin karena Suarez dianggap tidak menjual lagi atau sudah terlalu tua.

Lionel Messi sang tandem sampai marah-marah atas keputusan manajemen Barcelona tersebut. Soalnya, setelah kehilangan Neymar, praktis Suarez adalah tandem sejati sang megabintang. Dinlapangan mereka sudah menjadi sepasang sejoli yang saling mengerti cara bermain masing-masing. Permainan indah nan atraktif dari Messi dan Suarez menjadi sebuah keniscayaan.

Nama Suarez di Barcelona memang berada di bawah bayang-bayang Messi dan Neymar sebelumnya. Setelah Neymar pergi, Suarez seakan dianggap sebagai pelengkap. Orang-orang banyak yang lupa bahwa Suarez bukan pemain sembarangan. Di Liverpool ia adalah predator sejati.

Hanya kebesaran Suarezlah yang membuatnya memainkan peran pelayan di Barcelona. Ia tifak egois dan mampu bekerja sama ala tiki-taka Barcelona. Sebuah hal yang sebelumnya sempat disangsikan saat Suarez baru datang ke Barcelona mengingat sang pemain bertipe buas.

Kebuasan itu ia tampilkan kembali di Atletico Madrid. Menjadi tumpuan, ujung tombak dari Atletico, Suarez tidak mengecewakan. Suarez meneruskan tradisi hebat dari striker-striker Atletico yang buas nan mematikan di kotak penalti lawan. Sebut saja kompatriotnya di Uruguay, Diego Forlan... Atau Aguero, Diego Costa, Falcao, hingga tumpuan sebelumnya Griezman yang pindah ke Barcelona tapi belum memberi api.

Barangkali kini supporter Barcelona ingin mengutuk manajemen yang mengusir Suarez pergi. Tropi Liga Spanyol menjadi bukti, Suarez belum mati.

Tangisan Suarez malam tadi membuat kita terenyuh. Atau jangan-jangan dia menangis karena nggak bisa mudik ke kampung halaman dan cuma bisa ngobrol lewat video call. Eh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun