Masih ingat kekagetan saat APD yang datang dari Cina ternyata buatan Indonesia? Ya, kali ini berita menarik kembali datang bahwa India membeli alat rapid test dari perusahaan milik orang Indonesia di saat kita sendiri membeli alat rapid test dari Cina.
Adalah Santo Purnama, yang mendirikan perusahaan teknologi biosains di Singapura. Alat ini telah mendapat izin edar di Eropa, Amerika Serikat, dan India. Pria ini berhasil mengembangkan alat tes mandiri untuk virus corona COVID-19 hanya dalam waktu 4 bulan.
Santo Purnama mengembangkan teknologi pengetesan COVID-19 melalui perusahaannya, Sensing Self, yang berbasis di Singapura. Harganya hanya Rp160.000 dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu 10 menit saja!
India telah memesan rapid test Sensing Self inj sebanyak 3 juta alat. Angka ini tiga kali lipat dari jumlah alat yang dipesan Indonesia dari Cina.
Sensing Self sendiri muncul sebagai alternatif karena alat rapid test dari Cina yang mulanya berharga sekitar Rp55.000 (sebelum naik dan bahkan ada yang menjualnya di harga Rp900.000) dianggap tidak akurat. Beberapa negara seperti Spanyol pun mengembalikan alat ini.
Sebagaimana diketahui, rapid test adalah salah satu cara pengetesan Covid-19 selain dengan swab test. Bedanya rapid test Sensing Self ini cukup dengan meneteskan darah di alatnya saja kemudian menganalisis enzim sedangkan swab test lebih mahal, sekitar 1,2 juta, meski hasilnya lebih akurat.
Santo sendiri kini mengembangkan alat deteksi dini yang lebih akurat melalui asam nukleat. Akurasinya dipastikan mencapai 99%.Â
Meski Sensing Self kini sudah tersedia di 14 negara, sayangnya di Indonesia sendiri tampak tidak tertarik dengan alat ini. Entah kenapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H