Gatot Nurmantyo sempat menuliskan ajakan untuk memakmurkan masjid di tengah wabah virus Corona lewat akun Instagram @nurmantyo_gatot, Rabu (18/3/2020). Gatot mengatakan,v"Sepertinya ada yang keliru..?? Di negeri asalnya covid-19-cina, yg penganut paham komunis dan sebagian besar tdk beragama beramai-ramai mendatangi Masjid dan Belajar Berwudhu hingga mengikuti Sholat Berjamaah."
Ajakan Gatot ini bertentangan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Pada Senin, 16 Maret 2020 lalu, MUI secara resmi mengeluarkan fatwa terkait aturan-aturan ibadah salat berjamaah di tengah kondisi darurat corona seperti sekarang ini. Aturan-aturan tersebut tertuang dalam Fatwa MUI No 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam situasi Terjadi Wabah Covid-19.
Dalam fatwa tersebut, orang yang terpapar virus corona diperbolehkan untuk tidak menunaikan salat jumat dan menggantinya dengan salat zuhur di rumah. Selain itu, orang yang terpapar virus corona diharamkan untuk melaksanakan shalat lima waktu atau rawatib berjamaah, shalat tarawih, dan ied di masjid atau tempat umum lainnya. Mereka juga diharamkan untuk menghadiri pengajian umum dan tabligh akbar yang tentu saja melibatkan orang banyak.
Sementara bagi orang yang belum diketahui terpapar virus corona atau tidak namun berada di kawasan yang potensi penularannya tinggi, juga boleh mengganti salat jumat dengan salat zuhur di rumah dan meninggalkan jamaah shalat lima waktu atau rawatib, tarawih, dan ied di masjid atau tempat umum lainnya.
MUI Didukung Banyak Pihak
Ustad kondang pemimpin Darut Tauhid, Bandung, Aa Gym pun mendukung MUI.Â
Aa Gym memutuskan untuk menghentikan sementara atau lockdown kegiatan belajar mengajar di pesantrennya di Jawa Barat. Salat berjamaah dan Jumatan di Masjid Daarut Tauhid juga ditiadakan sementara."Masjid Daarut Tauhid, salat Jumat maaf ditiadakan, juga salat berjamaah di Masjid Daarut Tauhid ditiadakan sampai kondisi memungkinkan," ujarnya.
Menurut Aa Gym, MUI memiliki otoritas untuk menjaga keutuhan umat. Sehingga, ia mengajak masyarakat mengikuti imbauan MUI.
"Kita memiliki majelis ulama yang memiliki otoritas keilmuan untuk menjaga kemaslahatan umat Islam di Indonesia, juga bangsa ini. Oleh karena itu, tidak usah bingung dengan broadcast dari orang-orang yang tidak jelas keilmuannya, tidak jelas tanggungjawabnya," katanya.
Senada dengan itu, Felix Siaw yang merupakan pentolam Hizbut Tahrir yang biasanya kontra Pemerintah juga sependapat dengan MUI. felix bahkan menyindir dengan berkata, "Jangan merasa lebih beriman karena masih berani salat di masjid."
Pun pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Riziq, juga menyerukan pengikutnya untuk mengikuti Fatwa MUI.