Beberapa waktu lau ramai tagar di Twitter. #JokowiTakutKediri. Mula-mula keramaian ini adalah ucapan Pramono Anung yang menyarankan sebaiknya Jokowi tidak ke Kediri karena di sana ada mitos kuat, jika Presiden datang ke Kediri, maka ia akan lengser.
Pernyataan Pramono menanggapi sambutan KH Kafabihi Mahrus. Beliau menjelaskan bahwa Kediri daerah wingit atau angker untuk presiden. Namun ada cara bagi presiden yang ingin berkunjung ke Kediri dengan aman. Cara itu adalah berkunjung atau berziarah dan berdoa di makam Syekh Al-Wasil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong, Kota Kediri.Â
Namun, konteks ucapan Pramono anung tersebut sebenarnya sesuai dengan klarifikasi beliau. Dalam nuansa bercanda. "Nggaklah mana ada (anti Kediri). Pak Jokowi itu Presiden RI, saya terus terang kaget jadinya liar banget. Ini bercanda dan menyampaikan Pak Jokowi tidak diundang, dan semua orang gerr, ketawa," ujar Pramono (Detik.com).
Meskipun bercanda, sejarah mencatat, dua Presiden yang ke Kediri lengser betulan. Yaitu Soekarno dan Abdurrachman Wahid (Gus Dur).
Sebenarnya, apa sumber mitos Kediri itu angker buat presiden?
Pertama, ada rumor bahwa semua Presiden Indonesia memiliki trah Majapahit. Hubungan antara Majapahit dan Kediri sendiri cukup rumit di masa lalu.
Kedua, kutukan Kartikea Singha suami Ratu Shima yang juga penguasa Kerajaan Kalingga (pra Mataram Hindu abad ke-6) di Keling Kepung Kabupaten Kediri. Secara spesifik, kutukan itu berbunyi siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kota Kediri maka dia akan jatuh. Hal itu juga tertuang di buku Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto.
Dikutip dari Merdeka.com, pada masa pemerintahan Kartikea Singha, sebagai kepala negara dia menyusun kitab tentang hukum pidana pertama di nusantara yang diberi nama Kalingga Darmasastra yang terdiri dari 119 pasal.
Agus Sunyoto menjelaskan bahwa Ratu Shima memang berasal dari Jepara atau yang dikenal dengan nama Kalingga Utara. Sedangkan suaminya Kartikea Singha berasal dari Keling Kepung Kediri atau yang dikenal dengan Kalingga Selatan. Dalam sejarah nusantara di daerah Keling Kepung ini pernah kembali berjaya pada periode akhir Majapahit, tatkala kerajaan itu mengalami disintegrasi, rupanya penguasa Kediri bangkit kembali dan pada tahun 1474 berhasil menumbangkan hegemoni majapahit.
Jawa dalam keadaan pecah belah itu kekuasaannya sampai tahun 1527, bergeser kembali ke Kediri (Daha) dengan pusat kekuasaan di Keling (Kepung-Kediri) di bawah Dinasti Girindrawardhana. Dalam Prasasti Jiu disebutkan bahwa pada tahun 1486 M, nama kerajaannya: Wilwatikta Daha Jenggala Kadiri. Dan kerajaan ini pun berakhir akibat perluasan Islam, oleh intervensi Giri yang menganggap dinasti yang berkuasa bukanlah kelanjutan dinasti yang memerintah majapahit terdahulu.
Nah, sejak Indonesia merdeka dari penjajahan pada tahun 1945 selain Soekarno dan Gus Dur yang berani masuk wilayah Kota Kediri, lainnya rata-rata hanya diwakilkan kepada wakil presidennya.Â