Puisi ini dinyanyikan oleh Sanggakuni Putra. Semoga musikalisasi puisi Hujan Terakhir dalam Sebuah Ingatan ini bisa menemani malam teman-teman.
Hujan Terakhir dalam Sebuah Ingatan
Aku sebenarnya tak pernah rela, membiarkan tubuhmu
dipeluk musim kemarau. Debu-debu beterbangan
bermimpi menjadi burung, mengepakkan sayap, menanti
cahaya lindap. Seringkali aku gagal mendekap bayangan
yang bosan berjalan di belakang. Kupandangi dia, tak
ada balasan: Hidup seperti bertepuk sebelah tangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H