Misteri tentang K-Rewards 2020 akhirnya terjawab. Lewat akun resmi, Kompasiana mengabarkan bahwa K-Rewards 2020 masih tetap ada dan akan lebih banyak. Hal ini menjawab pertanyaan di grup-grup WA tentang kejelasan K-Rewards 2020.
Beberapa waktu lalu, saya menanyakan hal itu. Saya cuma penasaran jawabannya, ada atau tidak. Saya malah balik ditanya, kalau ada kenapa, kalau tidak kenapa.
Saya jadi teringat sudah jadi member Kompasiana sejak Juni 2010. Berarti sudah hampir satu dekade bersama Kompasiana dan melewati berbagai proses, mulai dari tidak ada keuntungan sama sekali menulis di K, hadirnya banyak lomba di K, exclusive writers bagi penulis setia K, munculnya content affiliation, hingga hadirnya K Rewards. Â
Dan dalam hampir satu dekade itu, menulis seperti garuk yang gatal. Kalau ada terasa gatal, pasti aku menulis. Nggak mikirin hal lain. Bahkan soal teman--saya pikir, saya tidak menulis untuk mendapat teman.
Namun, kenyataannya saya mendapatkan banyak teman setelah menulis. Dan itu membuat saya senang.Â
Dulu, saya juga tidak merasa menulis akan menghidupi saya. Toh, saya pegawai Kementerian Keuangan, tidak ada isu kekurangan biaya hidup. Bisa makan. Namun kenyataannya, rasa gaji dengan rasa penghasilan yang didapatkan dari menulis yang notabene adalah hobi sangatlah berbeda.Â
Sejak kali pertama memenangkan lomba menulis Surat Cinta di Gagasmedia, mendapatkan uang 500 ribu pada tahun 2009, pun kali pertama dimuat di media massa (cerpen di Berita Pagi dengan honor 100 ribu pada tahun 2010), uang itu terasa sangat berharga.
Dan hebatnya, menulis sempat mendukung karir saya. Saya sempat diajak menjadi pengajar saat ada program literasi. Keliling ke 3 daerah, Aceh, Kepulauan Riau, dan Jawa Timur, untuk mengajar saat menulis populer hal-hal yang tertuang dalam kajian fiskal regional.
Saat itu saya pun percaya, menulis bisa menafkahi hidup seseorang jika dilakoni dengan serius dan profesional. Seperti teman saya, Bernard Batubara yang meneberbitkan buku 3 kali setahun. Saya belum sampai ke sana, baru menargetkan 1 buku setahun.
Ketika K-Rewards hadir, meski puluhan ribu rupiah yang saya dapatkan, rasanya juga memuaskan. Bukan nilainya, tapi ada perasaan bahwa Kompasiana menghargai para penulisnya. Plus, ada motivasi melihat penerima K-Rewards tertinggi bulan Desember ini misalnya, melebihi 4 juta rupiah, lebih dari UMR Jakarta.
Karena itu saya makin yakin, hobi menulis di Kompasiana sudah seharusnya dinafkahi oleh tim Kompasiana. Dengan demikian, simbiosis mutualisme akan lahir, dan orang-orang merasa bahagia dan hidup.