Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nomine Sekali Lagi

6 November 2019   16:44 Diperbarui: 6 November 2019   16:51 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nomine. Bukan nominator. Itulah kata yang tepat untuk mendefinisikan orang yang dicalonkan (diunggulkan).

Sebab, kata asalnya adalah "nominee", bukan "nominator". Kata nominator sendiri berasal dari kata kerja nominate (Inggris), yang berarti 'mengusulkan atau mengangkat (seseorang) sebagai calon pemenang atau penerima hadiah', dan nominator berarti 'orang yang mengusulkan calon pemenang'. 

Oleh karena itulah, penggunaan kata nominator untuk menyatakan makna 'calon yang diunggulkan sebagai pemenang' tidak tepat. Untuk menyatakan 'orang yang dicalonkan atau yang diunggulkan sebagai pemenang', lebih tepat digunakan kata nomine , bukan nominator. Selain itu, kata unggulan juga dapat digunakan untuk mengungkapkan makna itu. 

Sekali lagi, namaku masuk dalam Nomine Kompasianival, Kategori Fiksi.

Sebenarnya, aku merasa nomine itu tidak begitu tepat tahun karena dari segi kuantitas, keterlibatanku di Kompasiana, dalam menulis fiksi, begitu terbatas dibandingkan orang lain. 

Tahun ini, memang lagi-lagi aku berfokus pada karyaku yang terbit Agustus lalu. Judulnya "Sejumlah Pertanyaan tentang Cinta", diterbitkan Elexmedia.

Setelah itu, aku terlibat dalam penulisan buku lain yang alhamdulillah baru terbit hari ini dan berkhalwat dengan blogku sendiri. 

Tenaga banyak terkuras di waktu menunggu saat kereta yang kunaiki terhambat. Jakarta-Bogor setiap hari kerja dilanjutkan dengan rutinitas traveling dan keluarga membuatku semakin mengagumi orang-orang yang masih banyak menulis, meski waktu yang kami miliki sama, 24 jam.

Bukan berarti aku berhenti menulis. Aku masih menulis puisi dan menyimpannya. Aku menunggu waktu yang tepat untuk mematangkannya demi mempersembahkan pencapaian estetika yang berbeda, dan kuharap lebih baik, dari sebelumnya.

Apapun itu, aku berterima kasih kepada orang-orang yang sudah membuatku mencapai status "nomine" ini sekali lagi. Aku tidak pernah tahu, sejauh apa pengaruh karyaku, dan bagaimana penerimaan pembaca orang-orang atasnya. Karena pada dasarnya pun, seperti kata Roland Barthes, pengarang telah mati saat tulisan selesai ditulis. Maka, kebebasan tafsir kuberikan mutlak kepada pembaca.

Meski kalau bertanya padaku, boleh-boleh saja, seperti saat bersama Kompasianer Palembang, beberapa waktu lalu saat aku sedang mengunjungi Palembang, kami membaca Sejumlah Pertanyaan tentang Cinta bersama-sama, dipeluk asap kebakaran hutan yang masih dalam status membahayakan manusia. Kami saling membaca puisi dan mencoba meraba nilai yang ada di dalamnya.

Mungkin pertemuan itu pun sebenarnya secuil metafora. Nilai akan berlahiran, manakala kita merasakan marabahaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun