Tak bisa kulupakan
Kolonel Aureliano Buendia
yang sedang pipis di bawah pohon itu
Purnama bersinar terang
mengejek masa mudanya
yang lolos dari berbagai nama kematian
Semua kamerad bercita-cita
mati saat mengepalkan tangan
Hanya tanganku yang lemah mengetuk
pintu-pintu hati yang lama ditinggalkan
sejenak masuk, menceritakan Jakarta
Sambil duduk, tersipu malu
Bahkan penderitaan di depan mata
Tak mampu memantik keberanian
Aku telah jadi orang kecil
dengan pikiran seumpama kecambah kerdil
Terlalu lama diletakkan di ruang tertutup
Jauh dari cahaya
Kubayangkan Sang Kolonel tertawa-tawa
menyaksikan nasibku
Gemuk, tua, kehilangan api
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI