Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aa Gym di Tengah Massa

27 Mei 2019   22:25 Diperbarui: 27 Mei 2019   22:32 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Individualisme merebak. Beda pandangan sedikit dibilang baper. Perang terjadi di media sosial. Ga setuju gua remove. Blokir. Beda, ga temenan. Kira-kira begitu yang terjadi. Dan pandangan terhadap agama menjadi sangat sempit. Orang-orang mulai banyak berpikir agama seharusnya tetap berada di ruang privat, tidak boleh ada di ruang publik. Sekulerisme adalah buah otomatis dari liberalisme.

Aksi pertama yang dilakukan FPI kurang mendapat simpati publik. Belum lagi pendiskretan media yang banyak menyoroti sisi negatifnya membuat citra Islam dan muslim bisa semakin luntur.

Citra itu tidak boleh jatuh lagi. Aa Gym pun merasa harus hadir di sana.

Di mana posisi Aa waktu itu? Di belakang, bersama santrinya, ia memegang peran sebagai koordinator kebersihan. Keputusan Aa Gym untuk datang itu mungkin tidak pernah disangka-sangka oleh pihak seberang karena selama ini Aa Gym tidak tampak sekeras Habib Rizq. Tak membesar-besarkan peran Aa Gym, saya yakin sekali umat Islam yang tadinya masih ngambang pun banyak yang menjadi yakin untuk ikut serta.

Setelah itu, ad hominem bertebaran di mana-mana. Aa Gym pun mulai menuai serangan siber. Beberapa mengungkit-ungkit soal poligaminya, beberapa menyebut aa dapat panggung lagi, macam-macamlah.

Sebagai simbol, Aa adalah katalis.

Katalis itu diperlihatkan sekali lagi dalam Aksi Damai 2 Desember lalu. Aa mengatakan lebih kurang:

Berbeda boleh, marah jangan. Marah tidak sama dengan tegas dan santun. Kalau marah semuanya serba tidak jelas, sedangkan tegas segalanya didasarkan aturan.

Di sini Aa Gym juga mengingkatkan sesama muslim untuk tidak ikut berperilaku sama buruknya dengan orang yang buruk, karena menjadi tidak ada bedanya. Aa Gym juga bilang tentang untuk melihat persamaannya terlebih dahulu ketimbang perbedaan dari segala sesuatu.

Terakhir beliau berkata tentang air. Air lembut, tapi punya kekuatan. Air lembut, tapi bisa menyatukan segala adukan bahan bangunan menjadi bangunan yang kokoh. Maka, jadilah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun