Cara di atas adalah cara yang tradisional. Di era teknologi informasi, kejahatan finansial pun semakin modern dan canggih. Secara garis besar, kejahatan di dunia finansial dan perbankan ada 2 yaitu social engineering dan skimming.Â
Social engineering adalah manipulasi psikologis seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tertentu atau melakukan hal tertentu dengan cara menipu secara halus, baik disadari atau tidak melalui telepon atau berbicara langsung. Sedangkan skimming adalah tindakan pencurian informasi dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu debit atau kartu kredit secara ilegal.Â
Hal ini pernah saya alami sendiri. Waktu itu saya baru membuat kartu kredit di sebuah bank. Katanya kartu akan dikirimkan beberapa hari kemudian. Nah, sehari setelah kartu sampai, tiba-tiba ada telepon masuk, mengatakan dia dari bank tersebut.Â
Tahu saya punya kartu kredit baru. Dia bilang saya dapat hadiah berupa voucher menginap di puncak, kamera digital, dan beberapa voucher lainnya. Dia bilang bisa dikirimkan hari ini. Saya iyakan dong. Sudah senang tuh, sampai dia bilang, "Nanti Bapak tinggal gesek saya kartu kreditnya di pegawai kami yang mengantarkan."
Di situ saya baru sadar, ini penipuan. Saya kembali ke diri saya yang cool, eh, si penelepon malah marah-marah ketika dipertanyakan.
Social engineering ini bermacam-macam bentuknya. Yang paling lumrah ada tiga.
Pertama, phising, yakni pengelabuan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi rahasia seperti password dengan menyamar sebagai orang atau bisnis terpercaya dalam sebuah komunikasi elektronik. Saluran yang digunakan seperti email, layanan pesan instan (SMS), atau penyebaran link/tautan palsu di internet untuk mengarahkan korban ke website yang telah dirancang untuk menipu. Makanya, jangan sembarangan mengklik tautan yang ada di email ya.
Kedua, vishing, yakni upaya penipu melakukan pendekatan terhadap korban untuk mendapatkan informasi atau mempengaruhi korban untuk melakukan tindakan. Biasanya komunikasi dilakukan melalui telepon. Nah, ini yang saya alami. Â Penipu mengaku sebagai pegawai bank yang menginformasikan adanya perubahan biaya layanan SMS/internet banking, pemberian bonus pulsa, pembagian hadiah undangan, dll.
Ketiga, impersonation, yakni upaya penipu berpura-pura menjadi orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan informasi rahasia. Biasanya ini terjadi di ATM. Penipu sudah merusak mesin ATM agar korban gagal bertransaksi dan kartu tertelan di mesin.Â
Pada saat bersamaan, anggota tim penipu sudah berada di sekitar ATM untuk mengarahkan korban menghubungi nomor call center palsu. Penipu yang menjadi call center palsu memberitahukan bahwa ATM telah diblokir, Â kemudian meminta korban memberikan identitas pribadi termasuk nomor PIN ATM