Teringat, ajakanmu berlibur ke taman bermainÂ
menaiki berbagai wahanaÂ
Dadaku sudah kuikat erat-eratÂ
ketika kauajak aku berkenalan dengan kora-koraÂ
tetapi ada yang lebih kutakutkanÂ
selain rasa takutku pada keseruanÂ
kau akan menganggapku ayah pengecutÂ
Tetapi, Nak, hari-hari ayah sudahÂ
seperti naik roller coasterÂ
meski hanya sering di depan komputerÂ
dunia telah tampak kejam di sanaÂ
Orang-orang sibuk mencaci dan merasa benar sendiri
berusaha menjadi netral
dianggap orang tak punya akal
Lalu, kau terus menagih, untuk mencari keseruan lain
Tornado misalnya
Angin jahat itu akan mengobrak-abrik isi dada
Aku menelan ludahku sendiri
Dan tornado lain, ketika tiba-tiba
kudapatkan kabar, kau masuk rumah sakit
instalasi gawat darurat
hasil laboratorium mengatakan kau harus dirawat
Tetapi rumah sakit penuh. Dipenuhi luka
Setiap orang memang terluka
meski ada sebagian yang tak sadar
dirinya terluka
bahkan jauh lebih nganga
Perasaan seorang ayah dijumpalitkan
dari telepon ke telepon
ketika sang petugas berkata tak tersisa lagi
ruangan untuk merawatmu
Sehingga aku berharap angin itu
menerbangkan kita ke tempat yang jauh
ke tempat tak ada satu orang pun merasa sakit
dan kita menjadi pasien sendirian
Eksklusif
seperti para penyair, jika tak ingin disebut kesepian