Katakan padaku, adakah cara baru
mengucapkan selamat ulang tahun?
Tiga belas kali, setelah mengenalmu
berbagai metode telah kulakukan
Membelikan kue, membawakan bunga
membuatkan puisi, membacakannya
Ataukah kini harus kukatakan
telah kubeli unit apartemen di Meikarta
Kupesan sebuah masa depan di sana
Dengan demikian, akan kulihat tangisan
karena tak tahan melihat kebodohan
setelah bahkan seorang menteri
pernah mengatakan izin pembangunan
sudah tak menuai masalah
Kini, kaulihat aku tertipu dan bersedih
selamat ulang tahun kini amat berbeda
Untunglah, itulah kejutan yang kusiapkan
seorang pegawai negeri sepertiku
tak mungkin punya uang membeli hunian
Gaji-gaji pokok hanya habis
Membayar tiket kereta dan parkir
Sebuah masa depan yang kusiapkan
hanya atas nama cinta
sebuah kecupan di bibir
menjawab misteri lubang hitam
Kau dan aku terserap ke dalamnya
Di sana kita temukan jawaban gravitasi
kenapa dulu kita saling jatuh cinta
kenapa kini kita masih saling merindukan
Pemerintah selalu punya cara
membangun harapan masyarakat
dan melulu pakar meruntuhkannya
Meikarta adalah angan-angan
Hunian murah di tengah kota Jakarta juga Â
bukan hak orang tak berpunya
Kita terlempar jauh, jauh ke pinggiran
tempat orang-orang merindukan kampung halaman
dari halaman kampung lain
Lalu berdiri di kereta, menghabiskan usia
mengulang tahun demi tahun yang sama
Hingga bertemu ulang tahunmu
Katakan padaku, adakah cara baru
mengucapkan selamat ulang tahun?