aku ingin belajar mencintaimu, tetapi tidak di
kehidupan ini
karena Waktu datang begitu terlambat
untuk mengenali betapa Cinta adalah dirimu;
sebuah Trans-Jakarta lewat, aku berharap Kau
menempuh jalan yang sama denganku, hanya
Kau diam, aku diam, mencoba menatapmu lebih dalam
aku tidak mencoba ke mana-mana, tetapi Kau pun
tidak mencoba ke dadaku, "Cinta mungkinlah
sebuah lelucon," begitu pikiranku berkata sementara
aku telah kehabisan kata-kata meski sekadar
mengatakan aku telah jatuh cinta kepadamu.
***
dua hal yang aku sadari semenjak saat itu:
Perasaan adalah gerimis terakhir yang turun
sore hari, dan orang-orang menggerutu, membicarakan
api tanpa tungku, bulan biru, dirimu.
dan aku pelan-pelan berharap, di kehidupan yang lain
bus yang sama akan lewat, dan aku sempat
menggenggam tanganmu--dengan sangat erat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI