Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kesedihan

16 Mei 2016   08:14 Diperbarui: 16 Mei 2016   14:33 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku akan memulai cerita ini dengan kita  
di ruang keluarga, televisi menyala, pembaca berita berkata
pertumbuhan ekonomi indonesia melambat, rakyat
bersedih, pejabat
bersuka cita dan negara dalam angan-angan
memiliki kebebasan berbuat, keadilan
pada titik itu, keadilan tidak menarik
aku menghabiskan dua piring nasi goreng karena
tubuhku yang besar, mandi dengan dua ember air
dan menghabiskan satu sabun dalam seminggu
sementara kau hanya minta setengahnya
keadilan tidak berarti semua orang harus hidup
dan dunia dipenuhi rumah susun, berlantai tiga ratus tiga tujuh
satu keluarga butuh waktu seumur hidup untuk turun tangga; 

keluarga kita yang sederhana
memimpikan taman dengan bunga-bunga
tanaman labu siam yang merambat di pagar
semut pekerja yang menunggu mati 45 hari lagi
semua itu hanya ada dalam cerita
dan aku memelukmu, pelukanmu
yang lama tak kukenakan

kesedihanku bermula, berakhir juga dari dirimu
tak dapat memberikan hal paling berharga
sebagai hadiah ulang tahunmu nanti
membuatku patah, ranting kering di musim kemarau kemarin
aku harus katakan, mencintaimu dengan cara ini
adalah satu-satunya
tak akan ada yang bisa menirunya, dan meletakkan namamu
dalam fiksi-fiksi mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun