Mohon tunggu...
Prince Syahtri
Prince Syahtri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Upaya Menurunkan Stunting Melalui Kegiatan Gerakan Pramuka Saka Bakti Husada

31 Mei 2018   23:17 Diperbarui: 31 Mei 2018   23:43 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KETIKA dunia semakin canggih akan teknologi, tapi kualitas kesehatan manusianya masih belum mencapai titik baik  saat ini akan menjadi persoalan. Indonesia sendiri masih banyak menyimpan manusia dengan kualitas kesehatan buruk dan tidak bisa dipungkiri, mereka belum bisa mendapatkan akses kesehatan tersebut.

Berbicara mengenai persoalan kesehatan, Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI Nila Moeloek, mengungkapkan salah satunya adalah persoalan stunting dalam sambutanya di Rakerkesnas 2018.

Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan dimana tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisi -2 standar deviasi (SD)  dibawah median panjang atau tinggi yang menjadi referensi internasional. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stunting pada anak yakni faktor langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi serta faktor tidak langsung yakni pengetahuan gizi yakni pengetahuan tentang gizi, pendidiakan orang tua, pendapatan orangtua, distribusi makanan, besar keluarga(Supariasa, Bakri, & Fajar, 2002).

Kasie Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Lampung, dr. Asih Hendrastuti menuturkan saat pemberian materi Peran Serta Saka Bakti Husada Terhadap Pembangunan Kesehatan dalam acara Pembinaan  kepada anggota Gerakan Pramuka  Saka Bhakti Husada Kabupaten Pesawaran di Aula RM Enam Saudara Gedong Tataan, 14 Mei 2018 menuturkan Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronik pada anak. Itu terjadi akibat anak kekurangan nutrisi dalam waktu cukup lama. Anak yang mengalami stuntingtidak memiliki perbedaan perilaku dengan anak sehat pada umumnya, stunting baru diketahui  ketika anak mulai berusia dua tahun.

Meski begitu, faktor risiko anak mengalami stunting bisa bermulasejak proses kehamilan. Faktor risiko stunting juga bisa terlihatsaat bayi baru lahir, risiko itubisa terjadi pada bayi dengan beratbadan lahir ringan (BBLR), kurang dari 48 cm juga berisiko mengalami stunting. Artinya itu menunjukkan ada masalah selamamasa kehamilan.

Salah satu  upaya menurunkan stunting dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gerakan Pramuka Saka Bakti Husada Peduli Sehat. "Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambah pengalaman dan pemberi kesempatan untuk membuktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan, Satauan Karya Bakti Husada merupakan mitrauntuk  mewujudkan kader pembangunan dibidang kesehatan,yang dapat membantu melembagakan norma Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi semua anggota Gerakan Pramuka Saka Bakti Husada dan masyarakat diligkunganya," pungkasnya.

Pemberdayaan masyarakat  melalui kegiatan Gerakan Pramuka Saka Bhakti Husada Peduli Sehat adalah pemberdayaan masyarakat, dimana petugas kesehatan dan mitra melakukan kegiatanmenyebarluaskan informasi atupun penyuluhan tentang kesehatan dan pendampingan yang cukup intensif, kemudian anggota saka bakti husada dibimbing, agar dapat mengambil peran utama.

 Masyarakat yang berdaya akan menjadi faktor kunci keberhasilan dan kesinambungan suatu program. Oleh karena itu, upaya menurunkan stunting melalui kegiatan gerakan Pramuka Saka Bakti Husada yang harus dilakukan adalah memberdayakan anggota Saka Bakti Husadadengan memberi bekal pengetahuan dan keterampilan melakukan promosi kesehatan di masyarakat serta menciptakan lingkungan yang mendukung terwujudnya kesehatanupaya menurunkan stunting yang baik bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun