"Halah. Makanya jangan jadi guru. Gaji gak seberapa.", "Guru itu pekerjaan apa? Gak menghasilkan.", "Apa enaknya jadi guru? Ngurusin anak orang." Suara-suara semacam itu sering saya dengar saat saya memutuskan menempuh pendidikan Guru. Bahkan mama saya sendiri menentang. Suara-suara seperti itu juga yang membuat saya menjadi ragu, apakah jalan ini memang baik untuk saya atau tidak. Ditambah banyaknya berita negatif tentang guru yang dianiaya murid, hingga dipolisikan oleh wali murid karena kesalahan sepele. Belum lagi pendapatan yang mungkin bisa dibilang rendah bagi standar kesuksesan orang Indonesia. Saat itu idealisme saya sebagai orang muda dan realitas yang dipaparkan media dan orang sekitar menjadi benturan bagi saya.
Seiring berjalannya waktu, saya belajar bahwa tidak selalu idealisme berbenturan dengan realitas. Banyak yang terjadi pada saya sejak PPL (Praktek Pendidikan Lapangan), hingga saya resmi menjadi guru setelah mendapat gelar S.Pd. Saya selalu mencoba dekat dengan para siswa. mencoba dekat dan menjadi teman curhat bagi mereka. Namun, tetap tegas dan disiplin. Jika ada kesalahan yang mereka buat, saya tidak segan menegur dan memperingatkan bahkan menghukum.Â
Berlaku sebaliknya, saya selalu meminta siswa-siswa saya untuk mengingatkan dan menegur saya saat saya melakukan kesalahan. Saya tidak malu meminta maaf pada anak-anak. Inilah pendidikan yang (menurut pengalaman saya) akhirnya membuat siswa-siswa saya menghargai saya dan mencintai saya apa adanya, bahkan para orang tuapun nyaman bercerita kepada saya perihal putra-putri mereka.
Saya menjadi lupa pada gaji yang (menurut standar orang Indonesia) rendah, karena saya begitu mencintai profesi saya. Saya mencintai siswa-siswa saya, dan saya menerima banyak cinta dari mereka. Saya masih pemudi yang idealis, yang berharap bahwa pendidikan kita sungguh membawa kita menjadi manusia yang tidak menetapkan standar sukses orang lain atas dasar umum. Saya masih pemudi yang banyak harapan bagi negeri, yang berharap suatu saat nanti, kualitas pendidikan kita menjadi jauh lebih baik dari saat ini.
Untuk setiap pembaca yang membaca tulisan saya (curhat saya) ini. Saya berharap, ini akan membawa anda merindukan guru anda, merindukan masa sekolah anda. Karena, percaya atau tidak, yang membawa anda sampai saat ini di titik ini adalah pendidikan yang anda teriman baik dari keluarga anda ataupun dari sekolah yang telah anda tempuh. Guru anda juga pasti merindukan kenakalan anda. Karena saya adalah seorang guru. ^^
*salam dari guru muda yang idealis sekaligus realistis*
Malang, 14 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H