"E... kesini kamu...", panggil salah seorang seniorku di tempat ibadah.
Sambil merapikan jas pelayananku, aku berjalan ke arah dia sambil tersenyum.
"Ada apa kak?", tanyaku pada waktu sudah berdiri di depannya.
"Kamu itu ya, kamu itu masih baru disini, baru juga lolos audisi buat bisa pelayanan menyanyi disini, kamu itu masih anak baru tau. Kalau datang itu ya harus menyapa yang senior, jabat tangan mereka, bilang salam. Itu sudah ada beberapa senior yang menegur aku barusan, aku disuruh bilangin kamu untuk hormat ama senior. Ingat ya E."
Duh.... Aku hanya bisa menganggukkan kepala dan tersenyum ke seniorku, lalu pamit untuk ke atas panggung untuk memulai pelayanan menyanyiku.
"Tuhan... kembalikan mood aku ya... mau pelayanan ini... hiks... ", doaku dalam hati.
Akhirnya selesai sudah ibadahku hari ini, aku buru-buru keluar dan menyetir mobil pulang.
Kebiasaan buruk pun mulai, melamun sambil menyetir, melamunkan kejadian tadi. Melamunkan tentang para senior. Melamunkan kesombongan mereka. Melamunkan betapa marahnya mereka ketika "anak baru" ini tidak bersalaman, padahal aku tadi sudah tersenyum kepada mereka sewaktu datang tadi. Aku pikir itu sudah cukup. Ternyata senyumku belum cukup, padahal banyak yang bilang senyumku manis loh, hihi kok jadi narsis sih....
Ah... Pusing aku... Â Baru juga bisa masuk dalam pelayanan lewat proses audisi yang ketat, dites nyanyi macam-macam pula, yang lagunya "nge-beat" yang lagunya "nge-slow" yang lagunya dinaikkan terus nadanya, macam-macam tesnya. Ya bisa dimaklumi, tempat ibadah yang besar, jemaat mencapai ribuan orang, sudah pasti tidak boleh sembarangan orang masuk untuk pelayanan. Udah senang bisa lolos, ternyata hari pertama pelayanan seperti ini.
Hm.... Daripada kebiasaan burukku melamun sambil menyetir ini tambah membuat aku kehilangan konsentrasi terus menabrak orang, mending aku menelepon salah seorang temanku saja ( sama aja ya, menelepon sambil menyetir bukannya bahaya juga, hihi... nggak kok, kan pakai handsfree... ).
"Halo, lagi ngapain?"