Mohon tunggu...
Princess E Diary
Princess E Diary Mohon Tunggu... wiraswasta -

~ A Dreamer Princess ~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta #18

9 Agustus 2010   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:10 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_219538" align="aligncenter" width="238" caption="Ilustrasi oleh Azam Raharjo: "Colour Sketch of a Redhead""][/caption] Kota Jakarta dengan segala pesona di waktu malam tetap tak mampu mengusir kegundahan hati Satria. Lampu-lampu jalan pengganti cahaya bulan di waktu malam yang biasanya merupakan kesukaan Satria pun seolah kehilangan kekuatan magisnya. I love you Rindu.... I really do... Tahukah kamu bagaimana rasanya kehilangan bagian dari dirimu sendiri ? Oh jangan sampai kau mengalaminya Rindu.... sakit... sakit sekali rasanya... Tapi mungkin ini yang terbaik bagi dirimu... terbaik juga bagi diriku.... Diri yang telah lama berusaha menembus hatimu yang seolah terkunci oleh kenangan cinta lama... Oh my sweet princess..... Getaran handphone yang berada di saku celana Satria menyentakkan Satria, buru-buru diambilnya handphone untuk melihat siapa yang menelpon tengah malam seperti ini. Incoming call... Princess Oh, ada apakah dengan Rindu sampai menelpon dia tengah malam seperti ini? Apakah ada sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya? "Halo... halo... halo....", Satria mengucapkan halo sampai berkali-kali karena dia tidak mendengar ada suara di seberang sana. Akhirnya Satria diam mencoba mendengarkan, lamat-lamat dia mendengarkan ada suara isakan lirih. "Rindu... my princess... jangan menangis... bicaralah padaku sayang" Lama tak terdengar jawaban sampai akhirnya telpon itu pun ditutup oleh Rindu. ..................................................................................................................................................................... Rindu tak kuasa lagi menahan emosi yang bergejolak dalam dirinya. Emosi yang sudah ditahan sekian lama lewat petualangan dua minggu mencari cinta seolah tumpah keluar seiring dengan mengalirnya airmata di wajahnya yang cantik. Tuhan, apakah Engkau sedang mempermainkan diriku? Mengapa saat aku sudah memantapkan diri dengan Panji, aku mendapatkan sebuah telpon yang meluluh-lantakkan hatiku? Telpon dari seorang ibu yang mengkuatirkan anaknya yang sedang sakit parah dan pergi entah kemana malam-malam seperti ini. Seorang ibu yang berharap bahwa diriku yang dia tahu sebagai cinta sejatinya anak lelakinya mengetahui dimana dirinya dan mampu menghiburnya. Oh Tuhan, berikanlah petunjukMu... Kata orang, saat kita bersungguh-sungguh meminta kepadaNya, maka Dia Yang Maha Pemurah akan memberikan petunjuk kepada kita. Rindu teringat akan hal ini, segeralah dengan tulus dia bersujud meminta petunjuk dari Tuhan. Di tengah keheningan malam bersujud kepada Tuhan, perlahan kilasan masa lalu terbuka seperti sebuah slide film yang diputar..... Terlihat saat pertama kali Rindu bertemu dengan Satria. Saat itu Rindu merupakan salah seorang fresh graduate yang memenuhi panggilan wawancara untuk pertama kalinya di sebuah gedung perkantoran yang megah. Gedung bertingkat tempat beberapa perusahaan jadi satu menempatinya. Satria merupakan salah seorang pimpinan di sebuah perusahaan yang berada di gedung yang sama. Rindu dengan dandanan rapi dan cantik merasa perlu untuk mendinginkan dirinya dengan sekaleng soda dari mesin minuman di lantai dua. Di lantai dua inilah mereka pertama kali bertemu. Satria yang kebetulan juga mau mengambil minuman dari mesin minuman merasa geli melihat seorang wanita cantik yang sudah rapi tapi berlagak seperti preman dengan tidak sabarnya menggedor-gedor mesin itu ketika minuman soda itu tetap tidak keluar meski sudah memasukkan koin. Dengan mantap Satria mengambil alih dan berhasil mendapatkan sekaleng soda untuk Rindu dan sekaleng soda untuk dirinya sendiri. Berawal dari soda berlanjut ke makan siang bersama dan saling mengenal karakter mereka berdua sampai akhirnya mereka sepakat untuk melangkah ke arah hubungan yang lebih serius yaitu pacaran. Terlihat masa-masa pacaran mereka yang meskipun jauh dari romantisme yang biasa ada di film-film, namun Satria selalu ada untuk Rindu. Saat Rindu tertimpa masalah bisa dipastikan Satria selalu ada disampingnya untuk membantu Rindu. Hal inilah yang membuat Rindu mau saat diajak Satria untuk lebih memantapkan diri ke level yang lebih tinggi yaitu pernikahan. Kilasan masa lalu ini seolah menjadi sebuah spotlight yang menyorot pada sebuah kata "GUARDIAN ANGEL". Yah, itulah kata yang pantas mewakili sosok seorang Satria dalam hidup Rindu. Seorang pribadi yang bertindak selayaknya Guardian Angel yang selalu berusaha untuk memberikan rasa aman dalam diri Rindu. Bahkan saat Satria sedang berada dalam perjuangan mengatasi penyakitnya yang parah, dia masih memikirkan bagaimana membuat Rindu aman, aman dari rasa sakit, aman dari kehilangan. Sampai pada suatu titik dimana Satria mampu mengenyahkan egonya yang hanya mampu berorasi dalam hati untuk mendatangi Panji dan memintanya untuk menikahi Rindu. Oh, my guardian angel.... What should I do ? ..................................................................................................................................................................... Apakah Rindu akan memutuskan kembali ke Satria dan memberitahu Satria bahwa dia sudah mengetahui tentang penyakitnya? Ataukah Rindu akan meminta saran dari Susan sahabatnya? Princess serahkan ke Miss Rochma.... hihi... legaaaaaa banget udah selesai tugas princess, fiuhhh.... ;)

Urutan sementara Cerita Keroyokan Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta

G -> Endah Raharjo -> Sari Novita -> Rahmi Hafizah -> Winda Krisnadefa -> Deasy ->Indah Wd -> Ria Tumimomor-> Mommy -> Ranti Tirta-> Mariska Lubis-> Bahagia Arbi -> Sri Budiarti -> Meliana Indie -> Lia Agustina -> Vira Classic-> Kine Risty-> Princess e Diary > Miss Rochma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun