Denting lonceng gereja mengalun sendu Ada rintik rindu menari terbawa angin Melambai memanggil jiwa yang dahaga Mengajak 'tuk lantunkan sapa pada DIA Alunan denting mengusik pagiku Pesan rindu menggelitik telinga Benarkah DIA adalah orang yang tepat, untukku datang melantunkan sapa? Akankah DIA menjadi penghapus dahaga, dari jiwa kemarau kasih sayang? Tanya terus bertalu, menggema riuh dalam rongga hati Hatiku hancur menanti jawaban, berikanlah aku tanda sekarang! ♡ ♡ ♡ Jangan mencari tanda Jikapun tanda mengada, dia hanya fatamorgana Tanya tak selalu harus berjawab Tak laksana akibat yang senantiasa bersebab Menjawab segala tanya mengungkap setiap misteri Hanyalah ciptakan ragu dan tinggalkan sangsi Jika tabir misteri sempurna terbuka Segala rindu pada-Nya akan sirna Pun pula DIA tak layak lagi dipercaya Biarkan tanya runtut bertalu Rasuki jiwa resapi kalbu Rindu pada-Nya itulah tanda Hati terbuka itulah jawab dari tanya Biar kemarau dan dahaga melanda Ada saat DIA kan tiba, pulihkan hati sejukkan jiwa Sang Sabda sudah datang mewujud dalam raga Buktikan cinta pada palang hina Adakah lagi engkau bertanya, Di manakah cinta penghapus dahaga? ♡ ♡ ♡ Layaknya musafir di padang gurun, tertatih berjalan di teriknya kesedihan Pikiran mengembara jelajahi cara, 'tuk puaskan dahaga di oase cinta Letih.... Patah.... Mata hati mulai buram Kebutaan tercipta 'tuk melihat Kepekaan hilang 'tuk merasa Oase cinta penghapus dahaga pun terlewat Oh, kenapa hati begitu keras? Padahal oase itu tercipta untukmu Menanti tangan menangkup tirta cinta, memuaskan kerinduan akan dahaga jiwa Percayalah, maka kebutaan enggan bertahan Percayalah, maka kepekaan kembali bersemayam Percaya adalah kata kunci, hanya dengan ini oase cinta ditemukan Dan dahaga tak akan ada lagi di kamus hidupmu ♡ ♡ ♡ Ya… P E R C A Y A Persiapkan atma yang lembut terbuka Enyahkan hasrat jiwa yang buahkan noda Rapalkan untaian kata mohon ampunan Ciptakan hening tuk dengar bisik-Nya yang bening Arahkan daya dan rasa pada cinta tiada tara Ya… cinta hingga paripurna pada bukit Golgota Amanat agung dan adiluhung yang harus disanjung dan dijunjung Aku musafir sang pengelana Berjalan ke mana kaki membawa Ah… Layakkah aku masih teriak DAHAGA! Sedang oase ada di depan mata? Pantaskah aku matikan rasa, Sedang lonceng panggilan cinta tak berhenti menggema? Aku musafir sang pengelana Tak lagi berjalan tak tentu arah Kutemukan DIA yang lebih dahulu menyapa Puaskan dahaga kuatkan yang lelah Kini kubawa undangan cinta Damai bahagia bagi dunia *Diserukan oleh musafir pencari oase cinta Princess E Diary dan ( 156 )*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H