Jika aku tau itulah terakhir kalinya kumelihatmu
Takkan aku berlalu dari pandanganmu...
Jika aku tau itulah terakhir kalinya kusentuh wajahmu
Takkan aku berhenti untuk membelaimu...
Jika aku tau itulah waktu terakhir kita bersama
Aku pasti meminta Tuhan untuk menghentikan waktu sesaat..
Sejenak, untuk mengenang masa kecilku yang indah...
Dibuai penuh kasih, Ditimang penuh manja
Sejenak, untuk sekedar dapat memelukmu lebih lama...
Tapi.....
Detik yang congkak itu berlalu
Dan terus menerus mengiris luka yang sudah tersayat
Melemparkanku pada ruang hampa tanpa belas kasih
Aku tau, semua akan kembali kepelukanNya...
Tapi saat ini aku ingin ada dipelukanMu.
Menyanyi dan membaca puisi bersama...
Membahas kucing kita yang lagi-lagi beranak dilemari...
Dan membenarkan pita merah putih dari seragam Pramukaku
Ayah...
Dalam sadar dan mimpi
Aku merindukanmu...
Rindu nyanyianmu yang tak merdu
Rindu gurauanmu yang menyatukan tawa kita berdua
Tadinya kupikir, waktu akan menjadi pengobat rindu...
Tapi tidak !!!
Semakin aku tersadar, memelukmu membentur alam
Tak dapat lagi aku menyentuhmu dalam siang
Tak dapat lagi kudengar suaramu dalam malam
Hanya tinggal pusaramu...
Dan air mata yang tak kunjung reda...
Kini...
Hanya do’a yang dapat menyampaikan pesan rindu
Rindu yang selalu menyebut namamu diatas sajadah
Rindu yang membuatku terus mengingat nasehatmu
Rindu yang tak pernah beku ditelan waktu...
Hingga akhirnya hanya ada doa dalam ucapku...
#dalam kerinduan yang teramat sangat
Jakarta, 26 November 2013
[caption id="attachment_280403" align="alignnone" width="333" caption="Papaku..."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H