Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kota-Kota Impian Warga Negara Indonesia!

6 Februari 2022   13:13 Diperbarui: 6 Februari 2022   13:15 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Syukurlah aku tidak suka membuang sampah sembarangan. Ini karena guruku di sekolah mengatakan bahwa kita harus menjaga kebersihan lingkungan. Salah satu cara menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan membuang sampah pada tempatnya. Terima kasih kepada bapak walikota dan bapak Gubenur yang sudah bagi-bagi tempat sampah gratis. 

Saya juga bersyukur sudah banyak tempat pembuangan sampah yang dikelola dengan baik, banyak petugas kebersihan yang rajin, tong sampah yang lebih komplit karena ada pembagian jenis sampah (organik dan nonorganik). Namun, saya binggung mengapa parit di lingkungan saya tetap penuh dengan sampah. Ampun kita!!!

Saya rasa salah satu alasannya adalah jajanan anak-anak banyak dijual dan anak-anak belum mengerti untuk membuang sampah pada tempatnya. Solusinya kita harus memberitahu kepada mereka dengan bijak. Nah, kita pun harus mencontohkan kepada mereka agar masa depan mereka lebih terjaga, karena masa depan mereka sangat bergantung juga pada kondisi lingkungan. 

Saya berharap Medan bisa menjadi Kota Impian. Saya sudah tiga puluh tiga tahun tinggal di Medan, sehingga saya lebih menyayangi kota ini lebih dari kota lainnya. Saya tahu setiap kota di negeri ini harus mengembangkan keunggulannya agar bisa bersanding dengan kota lainnya di negara lain. Setiap kota berhak menjadi kota impian. Caranya yang harus diketahui. Tentunya dengan menciptakan kondisi yang diinginkan warganya misalnya dalam hal kebersihan. Solusi dari parit kotor apalagi busuk adalah dengan mengalakkan gotong royong kembali. Sifat atau ciri khas bangsa seperti ini tidak boleh hilang dari negeri ini.   Waktu masih di bangku SD, masih sering ada pembersihan parit bersama-sama. 

Selain itu saya tahu ada banyak warga bangsa ini yang menyukai berkendaraan, sehingga kota ini pun mulai padat. Batapa tidak nyamannya berkendaraan di jalan yang rusak atau berlubang. Sama seperti gigi berlubang, sangat tidak nyaman kan? Di sinilah pak presiden harus memberantas korupsi agar pekerjaan umum ini tidak dikongkalikongin. Aspal yang digunakan memang aspal berkualitas baik sehingga tidak mudah rusak dan dapat mengurangi tingkat kecelakaan.Kita juga jadi lebih bisa bersaing dengan negara tetangga yang terkenal dengan jalan aspal sampai ke sudut-sudut. 

Kota Impian ini adalah bukan hanya kota yang bersih tetapi juga kota yang bahagia, yaitu yang tingkat kriminal rendah, pengangguran sedikit, warganya ramah, fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara. Tingkat keimanan sangat mempengaruhi tingkat kejahatan, karena orang yang beriman harus lebih bisa mengontrol diri. Masalah cinta, ekonomi, keluarga, dan lain-lain bisa diatasi dengan dekat dengan Tuhan. Dengan meningkatkan keimanan warganya atau penduduknya, maka Insya Allah pengangguran akan berkurang, karena oranga kan lebih giat bekerja. 

Dalam Undang-undang di negeri ini pasal 34 bahwa fakir miskin dan anak telantar dipelihara negara, sehingga mereka akan mendapat pendidikan,pekerjaan, dan penghasilan. Negara ini akan lebih harmonis dan kebahagiaan pun didapat. Warga negara harus menghindari persaingan yang tidak sehat, seperti sikut menyikut dalam mencapai sesuatu, gotong royong dalam kejahatan, senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Warga negara harus menghargai potensi di dalam dirinya masing-masing. Yakinlah Allah akan memberikan anugerah pada negeri yang menjalankan syariatnya dengan benar. Amin   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun