Sudah beberapa tahun ini Indonesia mengirimkan wakilnya di ajang kontes kecantikan dunia. Prestasi pun semakin lama semakin baik. Sebenarnya Indonesia harus percaya diri karena memang Indonesia memiliki banyak wanita cantik dengan kulit yang indah. Ketika saya SD saya pernah mendengar bahwa negara Indonesia adalah negara dengan wanita paling cantik di dunia. Â Indonesia memiliki kecantikan yang sangat beragam dari postur tubuh dan warna kulit. Memang ini semua adalah warisan nenek moyang. Nenek moyang membuat produk kecantikan dari rempah-rempah yang ada di negara ini.Â
Dahulu Indonesia tidak diizinkan untuk mengikuti ajang kecantikan dunia karena adat ketimuran yang kita miliki. Â Namun, sekarang Indonesia mau tidak mau harus mengikuti kebiasaan dari peraturan kontes yang diikuti. Mengingat Indonesia negara dengan mayoritas beragama Islam, maka sudah seyogianya kita mengikuti langkah Afrika Selatan di ajang Miss World untuk tidak memakai bikini dan ternyata perwakilannya bisa memenangkan ajang tersebut.
Begitu pula negara lainnya seyogianya juga tidak terlalu mengekspos kecantikan wanita dari bentuk tubuh. Peraturan sebaiknya diubah agar section bikini ditiadakan. Begitu pun gaun malam yang semakin lama cara pembuatannya semakin rumit dan membutuhkan kesabaran dan keterampilan yang cermat. Hal ini merupakan kemajuan, tetapi bukan berarti semakin minimalis kain yang dipakai.Â
Sayangnya beberapa kontestan dengan model gaun yang semakin seperti telanjang, banyak pula yang masuk lima besar. Ini kan ajang kontes kecantikan bukan model celana dalam . Dengan peraturan baru ini saya rasa para pendukung dan penonton acara akan lebih nyaman, terutama laki-laki. Dosa bersama pun bisa dikurangi.Â
Semoga perwakilan Indonesia pun bisa membawa mahkota Miss Universe, Miss World, dan miss miss lainnya. Saya harap kemampuan public semakin baik. Yang terpenting tetap rileks dan berdoa. Turut bangga perwakilan dari Sumatera Utara bisa mendunia, melalui tangan Ariska Putri Pertiwi. Wanita ayu dan cantik ini memang selalu menyempatkan diri untuk berlatih di rumah bahkan di depan kaca.Â
Dari sesuatu yang sederhana bisa go International. Begitu pula di bidang lainnya saya berdoa agar juga bisa berprestasi. Saya ingat ketika saya coba-coba ke acara final Puteri Indonesia di daerah saya, untuk nanti pemenangnya akan dikirim ke tingkat nasional. Namun, karena tidak membawa uang yang cukup untuk membeli tiket, keinginan menonton pun pupus. Namun, syukurlah pemenangnya bisa menjadi juara empat Puteri Indonesia, dan akhirnya mewakili Indonesia di Miss Grand d International 2016. Untungnya mahkota pun jadi milik kita. Semoga wanita Indonesia semakin jaya dan dihargai di negara sendiri maupun di seluruh dunia.Â
Selain itu saya berharap di medsos wanita tidak lagi berpakaian seksi hingga seperti tidak punya malu yang mungkin bermimpi sedang berbikini di ajang kontes kecantikkan. Seluruh warga Indonesia atau +62 lebih santun dan santuy dalam berbahasa dan berpakaian. Sehingga perdamaian di era millenial seperti tulisan saya sebelumnya bisa tercapai.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H