Mohon tunggu...
Adhi Prakosa
Adhi Prakosa Mohon Tunggu... -

Marketing Management

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seduh Manual dan Gelombang Ketiga Peminum Kopi

2 April 2014   21:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://1.bp.blogspot.com

Minum kopi sudah bukan lagi tuang air panas di gelas, selesai. Saat ini dengan perkembangan gerai kopi yang semakin modern, minum kopi dianggap sebagai sebuah gaya. Kadang manusia tidak pernah merasa puas, sehingga mencari alternatif cara dalam melakukan seduh kopi. Kita tahu sajian espresso, ekstraksi kopi dihasilkan dari mesin bertekanan 10-15 bar yang menghasilkan kurang lebih 30 ml kopi. Menikmati espresso tentu saja harus di kafe, dan harga minuman di kafe dengan mesin espresso tentu tidak murah. Pemuasaan dahaga dan kepuasan dalam menikmati kopi tentu saja ingin dibawa ke rumah oleh penggila kopi. Bagi yang berdana besar, mudah saja membeli mesin espresso kelas komersial yang harganya puluhan juta itu. Tapi bagi yang tidak? Tentu saja mencoba mencari solusi lain. Salah satunya manual brewing di rumah, atau seduh kopi manual sendiri dengan alat berkelas. Jangan dikira mudah, banyak alat dengan kerumitannya yang diciptakan untuk menghasilkan pengalaman menikmati secangkir kopi senikmat di kafe ternama. Bahasan tentang manual brewing pada intinya memberikan setiap orang kesempatan melakukan proses seduh kopi berkualitas. Seduh kopi dapat dilakukan mandiri, kapanpun dimanapun jika seorang penggila kopi sudah menekuni hal yang satu ini. Yang pasti banyak bereksperimen merupakan suatu keharusan untuk menemukan variabel yang tepat yang mencerminkan kopi yang rasanya pribadi buat anda. Tentu saja biji kopi berpengaruh, belilah grinder untuk menggiling biji kopi, jangan simpan kopi dalam bentuk bubuk karena akan mengurangi aroma. Metode manual brewing dikategorikan berdasarkan cara bubuk kopi berinteraksi dengan air, yang bisa dikategorikan menjadi 3 yaitu: 1. Immersion Metode ini, bubuk kopi dan air mengalami kontak penuh sepanjang proses penyeduhan, gerakan air selama proses seduh sangat minim, terjadi hanya saat penuangan air saja atau pada saat penyaringan. Contoh alat seduh manual yang tergolong pada metode immersion adalah french press. [caption id="" align="alignnone" width="380" caption="French Press sumber: http://1.bp.blogspot.com"][/caption] 2. Pour Over Metode ini,  air secara konstan mengaliri bubuk kopi, dan melewatinya. Kita membutuhkan bahan kertas sebagai penyaring. Banyak bentuk alat yang diciptakan untuk mendukung metode pour over, pada umumnya bentuknya corong. Tapi anda mesti membeli chemex, karena desainnya sangat fenomenal. Intinya, kopi yang dihasilkan akan menghasilkan profil yang bersih (clean). Alat yang masuk pada metode ini adalah V60, Chemex, dan Kalita Wave. [caption id="" align="aligncenter" width="271" caption="Chemex sumber: http://www.bonappetit.com"]

Chemex sumber: http://www.bonappetit.com
Chemex sumber: http://www.bonappetit.com
[/caption] 3. Vacuum Metode ini mungkin yang paling merepotkan, pada intinya alat yang diciptakan untuk metode ini bermain dengan perubahan tekanan uap air. mendorong air ke bejana atas, dan menjatuhkan air kembali ke bawah saat mencapai titik didih. Alat yang diciptakan untuk metode ini adalah syphon. Alat ini lebih mirip alat praktek percobaan kimia. [caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="Syphon sumber: http://4.bp.blogspot.com"]
Syphon sumber: http://4.bp.blogspot.com
Syphon sumber: http://4.bp.blogspot.com
[/caption] Beragam sekali cara untuk menghasilkan hanya secangkir kopi, tapi tentu saja itu sebanding dengan rasa yang kita nikmati nantinya. Sensasinya berbeda. Kerepotannya, harus memakai timbangan untuk menentukan gramasi, belum lagi memainkan variabel air dan halus kasarnya gilingan, semua untuk mencapai kepuasan rasa. Tentu saja, preferensi rasa enak tiap orang berbeda, dan membicarakan kopi pasti tak ada habisnya. Benar, layaknya gelombang pasang, saat ini dunia kita memasuki gelombang 3rd Wave Coffee, yang dapat dijelaskan sebagai berikut. a. 1st Wave Coffee = kopi untuk dikonsumsi (hanya tambahkan gula dan krimer pada kopi) b. 2nd Wave Coffee = kopi untuk dinikmati (mulai ada kepedulian identifikasi asal daerah kopi, diciptakannya frappucino, syrup untuk latte) c. 3rd Wave Coffee = kopi untuk diapresiasi (seperti musik, anggur, seni) Negara kita Indonesia apakah sudah diterpa gelombang ini? Dalam kurun waktu 5-15 tahun ke depan sepertinya gelombang 3rd Wave Coffee akan dimulai. NB: artikel ini pernah diterbitkan di blog pribadi saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun