Mohon tunggu...
prince irgi
prince irgi Mohon Tunggu... -

Belajar dan terus belajar untuk sukses

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Malaysia di mata Hatiku, Bukan di Mata-Nya

18 Januari 2011   15:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:26 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau Bapak Djohan Suryana menulis " Indonesia di Mata Orang Malaysia " di Kompasiana seperti ini indonesia-di-mata-orang-malaysia/, maka aku juga ingin menulis Orang Malaysia di mata hatiku impas kan sama-sama menurut penilaiannya masing-masing.

Jelek-jelek begini aku pernah loh ke Malaysia tapi bukan sebagai TKI/TKW tapi ikut orang tua jalan-jalan Holyday ini paradise to Langkawi, lain dengan mereka para saudara-saudari saya ( TKI )  yang sudah banyak berkorban sebagai pahlawan Devisi bagi tanah Air, tapi sering di korbankan dan jadi korban para cukong dan omkong yang berkalikong di Malaysia, walau harus di akui tak semua loh para cukong dan pekong itu kejam dan sadis ada juga yang baik dan lembut hatinya tapi itu dapat dihitung dengan jari tangan tambah jari kaki. Sedang kan yang jelek masya-Allah banyak nian buktinya banyak sudah kalau saya itung-itung harus pakai kalkulator dan bukan rahasia umum lagi karena aku,engkau,dia dan anda semua tahu dan mengetahui jadi tak perlu saya sebutkan satu persatu apa kejelakan dan siapa yang di jelekkan.

Menurut Bapak Djohan orang Malaysia mengakui bahwa Indonesia Negara besar yang kaya raya, luasnya-pun sangat luas bila dibandingkan dengan Malaysia.  Tapi mengapa orang Malaysia senang menghina para pekerja kita di Malaysia dengan sinis dengan macam-macam kata-kata yang tak pantas disebutkan di muka umum, cukup didalam hati untuk itu tak perlulah aku sampaikan, karena sebelum aku tulis anda semua sudah pada tahu.

Apalagi kata Bapak Djohan menirukan temannya yang sering bolak-balik Malaysia, orang Malaysia bilang Jumlah Penduduk Indonesia mungkin 8 kali lebih banyak dari Penduduk Indonesia, Orang Indonesia juga pintar-pintar banyak yang jadi Guru di Indonesia tapi mengapa mengeksport tenaga kerja murahan katanya.

Maaf bukannya kata-kata yang diucapkan oleh teman Bapak Djohan adalah kata-kata bersayap yang punya makna ganda yaitu penghinaan dan olok-olok mengangkat untuk membanting. Aku hanya bisa berkata bahwa walaupun Tenaga Kerja Indonesia murahan tanpa mereka apalah adayanya kamu, dan kalau kata dia Orang Indonesia pintar-pintar memang benar cuman orang Indonesia tak mau menggunakan kepintarannya untuk mencaplok pulau-pulau orang yang berada di perbatasan  untuk di akui sebagai miliknya, karena daerahnya sudah luas dan rakyatnya sudah banyak lagian kalau sampai Indonesia mencaplok daerah Malaysia lama kelamaan akan habis daerahnya dan hilang sudah Negeri Malaka itu, tapi Indonesia pintar bukan untuk jadi serakah tapi untuk membagi kepintarannya kepada Malaysia setelah pintar e e e.. lalu ingin mengaku-ngaku batik, wayang, tarian itu milik Malaysia adilkah ini ?

Katanya Orang Malaysia hanya satu saja kepandaian Orang Indonesia yang tak bisa di tiru, kepandaian inilah yang membuat Indonesia kalah dari Malaysia Orang Indonesia lebih pandai Korupsi dari pada Orang Indonesia, nah kalau ini memang benar***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun